Hutama Karya Minta PMN Rp 13,8 T untuk Bangun Dua Ruas Tol Tahun Depan

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc.
Foto udara suasana pembangunan jalan tol Bayung Lencir - Tempino (Baleno) Seksi 3 di Sebapo, Muaro Jambi, Jambi, Selasa (2/7/2024). Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) menyebutkan progres pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) penghubung Jambi dengan Sumatera Selatan sepanjang 33 kilometer itu telah mencapai 85,4 persen dan ditargetkan selesai pada Agustus 2024 atau molor satu bulan dari target sebelumnya.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
8/7/2024, 19.23 WIB

PT Hutama Karya mengajukan tambahan Penyertaan Modal Negara atau PMN senilai Rp 13,86 triliun untuk Tahun Anggaran 2025. Dana segar tersebut akan digunakan untuk mendukung dua konstruksi Jalan Tol Trans Sumatra, yakni Tol Jambi-Rengat dan Tol Rengat-Junction Pekanbaru.

Secara perinci, Hutama Karya mengajukan PMN senilai Rp 7,62 triliun untuk konstruksi Tol Jambi-Rengat dan Rp 5,84 triliun untuk Tol Rengat-Junction Pekanbaru. Sementara itu, PMN senilai Rp 400 miliar akan digunakan untuk membuat perencanaan teknis konstruksi JTTS Tahap III.

"Hutama Karya masih membutuhkan PNM berkelanjutan untuk menyelesaikan Tol Jambi-Rengat dan Tol Rengat-Junction Pekanbaru. Kedua ruas tersebut direncanakan selesai pada 2030," kata Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Senin (8/7).

Budi mengatakan, kedua jalan tol tersebut akan mulai dibangun pada tahun depan hingga 2030. Adapun proses pengadaan tanah kedua tol tersebut sepanjang 375 kilometer dilakukan dari tahun ini hingga 2026.

Ia memaparkan total dana konstruksi Tol Jambi-Rengat sepanjang 198 km mencapai Rp 55,87 triliun. Budi berencana mendapatkan seluruh dana tersebut dari pengajuan PNM pada 2025 sampai 2029.

Senada, seluruh dana konstruksi Tol Rengat-Junction Pekanbaru senilai Rp 48,73 direncanakan dari anggaran negara. Total panjang jalan bebas hambatan tersebut didesain mencapai 177 km.

Budi menyampaikan pengembalian investasi secara ekonomi pada Tol Jambi-Rengat mencapai 11,83%. Alhasil, tol tersebut akan menambah penerimaan daerah hingga Rp 29,75 triliun saat beroperasi dan menambah penerimaan pajak pemerintah pusat senilai Rp 6,97 triliun.

Sementara itu, pengembalian investasi secara ekonomi pada Tol Rengat-Junction Pekanbaru sebesar 7,63%. Dengan demikian, penerimaan daerah yang dilalui tol tersebut dapat naik Rp 21,21 triliun dengan menyumbang penerimaan pajak pemerintah pusat senilai Rp 6,72 triliun saat beroperasi.

Terakhir, Budi memaparkan ada empat ruas tol dalam konstruksi JTTS Tahap III, yakni Dumai-Rantau Prapat, Rantau Prapat-Kisaran, Langsa-Lhokseumawe, dan Lhokseumawe-Sigli. Dengan kata lain, konstruksi JTTS Tahap III sepanjang 584 km akan menghubungkan Lampung hingga Aceh.

Hutama Karya sebelumnya telah mendapat persetujuan Presiden Joko Widodo mengenai PMN senilai Rp 18,6 triliun untuk memperbaiki struktur permodalan dan melanjutkan pembangunan jalan tol di Sumatera.

Aturan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2024 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham perusahaan perseroan PT Hutama Karya.

“Penambahan penyertaan modal negara bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara  tahun anggaran 2024 sebagaimana ditetapkan kembali dalam Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2024,” bunyi beleid aturan itu pada pasal 2 yang ditandatangani Jokowi, dikutip Sabtu (27/4).

Reporter: Andi M. Arief