Penjualan Tanah di Kawasan Industri Melonjak Imbas Investasi Kendaraan Listrik
Cushman & Wakefield Indonesia atau CWI mencatat transaksi penjualan tanah industri di Jabodetabek naik 184% secara tahunan pada April-Juni 2024 menjadi 189,2 hektare. Lonjakan tersebut didorong oleh permintaan dari industri otomotif, khususnya kendaraan listrik atau EV.
Direktur Strategic Consulting CWI Arief Rahardjo mengatakan, pertumbuhan penjualan pada kuartal kedua tahun ini membuat total transaksi penjualan tanah paruh pertama 2024 mencapai 247 hektare. Menurutnya, mayoritas transaksi dilakukan oleh perusahaan asing yang berencana mendirikan pabrik di dalam negeri.
"Kalau dilihat lebih dalam, memang permintaan datang dari kendaraan listrik ini mendominasi sekitar 70% dari penjualan lahan pada paruh pertama tahun ini," kata Arief dalam konferensi pers virtual, Kamis (25/7).
Oleh karena itu, Arief memproyeksikan penjualan tanah industri pada tahun ini akan mendekati 300 hektare. Capaian tersebut menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, tetapi masih belum dapat menyaingi capaian 2019 yang menembus 300 hektare.
Arief menyampaikan, transaksi tersebut terjadi pada kawasan industri eksisting. Namun, lonjakan permintaan pada paruh pertama tidak diikuti oleh penambahan pasokan pada kuartal kedua tahun ini.
Ia mencatat, tanah kawasan industri hanya bertambah 60 hektare akibat ekspansi Kawasan Industri Jababeka pada kuartal pertama tahun ini. Walau demikian, ia optimistis mayoritas pasokan tanah industri akan terjadi pada paruh kedua tahun ini yang mencapai 150 hektare.
Menurutnya, tambahan tanah industri tersebut akna berasal dari kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Subang. Di sisi lain, Arief menilai pasar kawasan pergudangan masih kompetitif sepanjang paruh pertama tahun ini. Hal tersebut terlihat dari rata-rata okupansi kawasan pergudangan yang mencapai 86% pada Januari-Juni 2024.
Walau okupansi naik, Arief menemukan tarif sewa rata-rata pergudangan sewa di Jabodetabek masih stabil senilai Rp 78.000 per meter persegi per bulan. Menurutnya, angka tersebut akan terjaga hingga akhir tahun ini
Selain itu, pasokan kawasan pergudangan pada kuartal kedua bertambah 37.692meterpersegi di Jabodetabek. Hal ini membuat total pasokan kawasan pergudangan kini mencapai 2,82 juta meter persegi.
VinFast sebelumnya mengumumkan rencana pembangunan pabrik di Bekasi mulai tahun ini dengan total investasi mencapai Rp18.4 triliun. Rencana pabrikan mobil asal Vietnam ini disampaikan oleh salah satu petinggi perusahaan pada KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Nantinya pabrik di Bekasi, Jawa Barat akan menjadi fasilitas produksi VinFast ketiga di dunia. Mereka sudah membuka di negaranya sendiri yaitu Vietnam dan North Carolina, Amerika Serikat.
“Pabrik kami akan berada di daerah Bekasi dan memiliki luas lebih dari 200 hektar. Ground Breaking akan dilakukan tahun ini dan rencananya pabrik ini akan menjadi basis produksi model setir kanan yang akan memenuhi kebutuhan unit di beberapa negara,” jelas Surachman Nugroho, Sales and Network Director VinFast Indonesia kepada KatadataOTO dan beberapa rekan media (5/1) di bilangan Jakarta Selatan.
Bila semua berjalan lancar, maka diperkirakan pembangunan rampung pada 2026. Kehadiran pabrik itu diharapkan bisa membuat harga VinFast menjadi lebih kompetitif saat masuk ke Tanah Air.
Pabrik tersebut pun rencananya tidak hanya membuat mobil listrik tetapi juga sepeda motor listrik serta baterai Electric Vehicle. Total kapasitas kendaraan yang bisa diproduksi di sana sekitar 50.000 unit per tahun.