Permintaan Properti Perkantoran di Jakarta Tak akan Surut Meski Ibu Kota Pindah

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi di kawasan Gandaria City, Jakarta (5/3).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
25/7/2024, 14.26 WIB

Cushman & Wakefield Indonesia atau CWI memperkirakan pemindahan ibu kota ke Nusantara tidak akan mengubah permintaan properti perkantoran maupun ritel di Jakarta dalam waktu dekat. Ini karena pemindahan pemerintahan pada tahap pertama hanya sebatas pemindahan administrasi ke Nusantara.

Managing Director CWI Lini Djafar mengatakan pemindahan Aparatur Sipil Negara pada tahap pertama tidak terlalu besar. Oleh karena itu, Jakarta akan tetap menjadi pusat aktivitas komersial dalam waktu dekat.

"Terlalu dini untuk mengatakan pemindahan pemerintahan ke Nusantara akan berdampak pada bisnis pusat perbelanjaan," kata Lini dalam konferensi pers virtual, Kamis (25/7).

Lini menyampaikan, kunci perkembangan properti ritel maupun perkantoran adalah jumlah penduduk dan daya beli yang tinggi. Pemerintah baru akan memindahkan 6.000 ASN dari Jakarta ke Nusantara pada September 2024.

Di samping itu, pembangunan IKN akan terus dilakukan hingga 2045 dengan proyeksi populasi hampir 2 juta orang pada tahun yang sama. Oleh karena itu, Jakarta kemungkinan besar masih menjadi pusat aktivitas komersial nasional dalam jangka panjang.

"Pemindahan ibu kota ke Nusantara sama sekali tidak akan berdampak pada properti ritel di Jakarta," ujarnya.

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah sebelumnya mengatakan, Jakarta masih akan menjadi andalan dalam memupuk omzet meski ibu kota negara atau IKN akan pindah ke Kalimantan. Sekitar 40% omzet perusahaan-perusahaan ritel saat ini berada di Jakarta.

Budiharhjo mengatakan, pihaknya akan berupaya meningkatkan daya tarik Jakarta sebagai pusat perbelanjaan. Dengan demikian, banyak orang daerah yang akan tertarik mengunjungi Jakarta.  

Di sisi lain, menurut dia, para peritel juga akan mulai masuk ke IKN. Namun, hal ini tentu menunggu pusat perbelanjaan berdiri di ibu kota baru. Adapun peritel yang berbisnis di IKN dalam waktu dekat masih dalam skala kecil, seperti food truck.  

"Kalau sudah ada mal yang berdiri, akan kami isi dong. Kami kan penyewa mal," ujarnya.


Reporter: Andi M. Arief