Digempur Produk Impor, Apindo Sebut 5 Sektor Manufaktur Terancam Gelombang PHK
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut setidaknya ada lima sektor manufaktur yang kini terancam gelombang pemutusan hubungan kerja alias PHK. Kelimanya adalah industri tekstil, alas kaki, obat herbal, kecantikan, dan mainan anak-anak.
"Saya tidak tahu jumlahnya, tapi akan banyak tenaga kerja yang terkena PHK," kata Wakil Ketua Umum Bidang Industri Manufaktur Apindo Bobby Gafur Umar kepada Katadata.co.id, Jumat (2/8).
Ia mengatakan kelima sektor tersebut kini dibanjiri produk impor yang harganya lebih murah daripada barang lokal. Dampaknya, utlisasi pabrik domestik menurun akibat permintaan yang melemah. Kondisi ini yang dapat berujung pada gelombang pemecatan karyawan.
"Industri seperti mainan anak-anak, obat herbal, dan kecantikan juga tergempur produk impor. Itu sektor yang seharusnya diperhatikan dalam enam bulan ke depan," kata Bobby kepada Katadata.co.id, Jumat (2/8).
Bahan baku kelima industri tersebut masih bergantung pada impor. Namun, menurut Bobby, tantangan utama sektor manufaktur nasional bukan pada bahan bahan baku impor, tapi impor barang jadi.
Karena itu, ia mendorong pemerintah untuk menunda kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN dari posisi saat ini 11% menjadi 12% pada Januari 2025. Aturan tersebut harus ditunda setidaknya hingga perekonomian nasional kembali stabil.
Dalam rilis S&P Global beberapa waktu lalu Purchasing Manager's Index atau PMI Juli 2024 Indonesia sudah berada di level 49,3. Angka ini menunjukkan fase kontraksi pertama kalinya sejak Agustus 2021.
Angka PMI manufaktur, menurut Bobby, tidak dapat langsung naik. "PMI bulan depan pasti tetap di bawah 50 poin dan mungkin masih bisa turun lagi," ucapnya.
Tren pelemahan PMI manufaktur Indonesia sudah terjadi sejak April 2024. "Tren ini akan terus berlanjut kalau tidak ada kerja sama antar lembaga pemerintah dan kebijakan jangka pendek yang tepat," ujarnya.