Proyek LRT Bali Butuh Ratusan Triliun, Menhub Pastikan Sudah Ada Dua Investor

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2024). Rapat tersebut membahas Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) tahun anggaran 2025 Kementerian Perhubungan dalam Nota Keuangan RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tahun anggaran 2025.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
9/9/2024, 18.03 WIB

Pemerintah berencana membangun proyek LRT di Bali dengan nilai proyek mencapai US$ 10,8 miliar atau sekitar Rp 167 triliun. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, terdapat dua investor yang akan terlibat dalam proyek ini, yang terdiri dari investor domestik dan asing.

Budi menekankan, belum ada investor yang mengundurkan diri dari proyek tersebut. Pemerintah Provinsi Bali sebelumnya telah menunjuk PT bumi Indah Prima untuk memimpin konsorsium investor dalam proyek LRT Bali. Adapun investor lainnya yang berminat berasal dari Korea Selatan.

"Investor dari Korea Selatan menurut hemat saya masih aktif dalam proyek LRT Bali. Selain itu, sudah ada beberapa investor lokal mau bergabung," katanya.

Proyek LRT Bali rencananya akan dikerjakan dalam empat tahap. Tahap pertama akan menghubungkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Camgi melalui Seminyak dan Berawa.

Tahap kedua dadalah menghubungkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Nusa Dua melalui Jimbaran dan Pandawa. Lalu tahap ketiga menghubungkan Kuta dan Sanur melalui Renon dan Sesetan, serta tahap keempat menghubungkan Renon dan Ubud melalui Sukawati.

Total investasi yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan empat tahap pembangunan tersebut mencapai US$ 10,8 miliar.

Pemerintah Korea Selatan berencana mendanai proyek tersebut melalui Official Development Assistance atau program bantuan pemerintah Korea Selatan senilai Rp 8,8 kilometer.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya berharap, konstruksi LRT Bali ditargetkan dapat dimulai pada awal 2024. Pembangunan LRT Bali dibutuhkan agar para penumpang Bandara I Gusti Ngurah Rai yang diperkirakan mencapai 24 juta orang pada 2025 tidak terjebak kemacetan.

"Presiden memutuskan kami lakukan studi LRT di Bali dari lapangan terbang sampai Seminyak, kalau perlu sampai Canggu (sepanjang) 20 kilometer," kata Luhut.


 

Reporter: Andi M. Arief