Profil Baladna, Perusahaan Qatar yang akan Bangun Peternakan Sapi Perah di RI

Instagram/Baladna
Produsen produk diary asal Qatar berencana berinvestasi di Indonesia.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
12/9/2024, 14.44 WIB

Kementerian Pertanian memberikan lampu hijau kepada perusahaan asal Qatar, Baladna untuk berinvestasi di sektor peternakan sapi perah. Perusahaan ini akan membantu pemerintah memenuhi kebutuhan program susu gratis. 

"Baladna siap membantu program makan bergizi gratis dengan berinvestasi untuk peternakan sapi perah di Indonesia guna menyuplai kebutuhan susu di Indonesia," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dikutip dari Antara pada Kamis (12/9).

Kabar investasi ini mencuat diskusi Amran dengan Duta Besar Indonesia untuk Qatar Ridwan Hassan. Amran menyebut cita-cita meraih kembali swasembada pangan saat berdiskusi dengan Hasan. Ia pun menantang Baladna memproduksi dua juta ton susu, yang disanggupi oleh perusahaan tersebut.

Kemampuan Baladna memproduksi dua juta ton susu per tahun, diharapkan dapat menurunkan kebutuhan impor tiap tahun. Ini sesuai dengan Cetak Biru atau Blueprint Pertanian, diharapkan 2029 Indonesia sudah swasembada susu.

Profil Baladna

Baladna merupakan perusahaan asal Qatar yang telah mencapai 100% swasembada susu dan produk susu. Baladna didirikan pada 2014 sebagai peternakan domba dan kambing  berskala besar di Timur Tengah.

Dilansir dari laman resmi perusahaan, peternakan Baladna terletak di Al Khor, Qatar dengan luas lahan mencapai 2,6 juta meter persegi. Peternakan ini terbuka untuk umum dan memiliki fasilitas pemerah susu tercanggih. 

Pada Mei 2017 Baladna mulai memproduksi produk susu untuk pasar Qatar. Hal ini juga menjadi awal bagi pembangunan perusahaan ke dalam cakupan yang lebih besar. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman perusahaan, pembangunan Baladna dibagi dalam tiga tahap.

Tahap pertama dimulai pada Juni 2017, perusahaan memproduksi produk susu satu bulan setelah pembangunan dimulai. Kala itu, keberlanjutan pangan disana terancam yang mengharuskan Qatar untuk mendatangkan 4000 ekor sapi perah dari Eropa dan Amerika Serikat.

Untuk mengatasi kondisi ini, dibangun lima lumbung yang berisi 800 ekor sapi di setiap lumbungnya. Setelah itu dimulailah pembangunan tempat pemerahan susu sapi, setelah beroperasi, tempat ini mampu memerah 80 hingga 100 ekor sapi secara bersamaan.

Hanya dalam waktu enam bulan, pembangunan tahap I di Baladna selesai pada akhir 2017. Baladna kembali memulai pembangunan peternakan tahap II dengan mendirikan 40 kandang sapi. Baladna juga menambah jumlah sapi yang didatangkan melalui kapal ke Qatar untuk mengisi peternakan mereka.

Dalam tahap II, peternakan Baladna ini menampung 24.000 ekor sapi yang mampu menghasilkan 300 ribu liter susu per hari. Hal ini dibarengi dengan kenaikan 71% kebutuhan susu dan produk susu di Qatar.

Sementara pada tahap III pembangunan peternakan, Baladna juga meluncurkan jenis produk baru seperti susu UHT tahan lama serta jus segar.

Dengan hadirnya produk baru tersebut, Baladna menambah 24 jalur produksi tambahan yang dialokasikan 14 jalur untuk susu dan jus, dan 10 jalur untuk produksi botol. Dalam tahap III ini, produksi susu Baladna meningkat dari 300 ton menjadi 800 ton per hari.

Hingga saat ini, Baladna telah memiliki 22,7 ribu ekor Sapi Holstein yang diperah dengan mesin canggih yang mampu memerah 100 ekor sapi sekaligus. Baladna juga memiliki enam tempat pemerahan susu yang dilengkapi oleh tiga pabrik berteknologi tinggi untuk produk susu, jus, dan pembotolan plastik.

“Sapi-sapi kami sapi diperah tiga kali sehari, menghasilkan antara 30 hingga 40 liter susu setiap hari dan susu segar berkualitas tinggi ini diolah di pabrik untuk menghasilkan berbagai produk susu susu, laban, dan yoghurt, hingga berbagai macam keju,” tulis Baladna dalam laman resminya dikutip Kamis (12/9).

Melalui metode pemerahan susu dengan mesin, Baladna memastikan tingkat kebersihan yang lebih tinggi dan kemungkinan infeksi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pemerahan manual tradisional. 

“Mesin-mesin dilengkapi dengan sensor khusus yang mendeteksi kapan harus berhenti memerah, sehingga memudahkan prosesnya membuat proses pemerahan menjadi nyaman bagi sapi,” kata Baladna.

Reporter: Mela Syaharani