Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengenalkan produk susu ikan bermerek Surikan. Minuman protein ikan ini hadir dalam dua varian rasa, yakni stroberi dan coklat.
Dalam kemasan susu varian coklat tertulis dalam satu takaran saji susu ikan setara dengan tiga sendok makan atau 35 gram. Dari setiap takaran saji total energi yang didapatkan sebanyak 123 kilo kalori (kkaL). Produk ini juga mengandung 6 gram protein, 17 gram karbohidrat, 3 gram lemak, 1 gram natrium, dan gula sukrosa mencapai 8,4 gram dalam setiap takaran sajinya.
Pada kemasan juga tertulis bahwa produk ini mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin C, kalsium, zat besi, seng, asam dokosaheksaenoat atau DHA 33 miligram (mg), asam eikosapentanoat atau EPA 9 mg, omega-3 49 miligram (mg), dan omega-6 5 mg. Selain itu, dalam susu ikan ini juga terkandung 4.380 mg asam amino.
Katadata.co.id mencoba membandingkan produk susu ikan dengan susu sapi berdasarkan angka kecukupan gizi/AKG 2.150 kkal. Melansir dari situs susu bubuk Frisian Flag, dalam satu gelas atau 35 gram bubuk produk ini kandungan gizinya sebanyak 130 kkal, protein 5 gram, kalsium 50%, zat besi 15%, gula 20 gram (terdiri dari gula sukrosa 10 gram dan gula laktosa 10 gram), 10 vitamin, dan 4 mineral.
Founder Berikan Protein Yogie Arry mengatakan kandungan gizi susu ikan tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan susu sapi. Sebab, dua produk ini memiliki sumber bahan baku yang berbeda.
Selain itu, menurut dia, proses pengelolaan dua susu ini juga berbeda. “Cuma yang membedakan adalah kalau susu sapi jelas itu dari protein laktos yang mengandung laktosa. Tapi kalau dari susu ikan ini kami memang free laktos,” kata Yogie saat ditemui di KKP pada Selasa (17/9).
Yogie menyampaikan dua produk ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan kondisi 70% orang Asia yang memiliki laktos intoleran, susu ikan bisa menjadi alternatif konsumsi susu.
Susu ikan, ia menyebut, diciptakan untuk mendorong hormon pertumbuhan. Hormon ini dibutuhkan untuk menurunkan tingkat stunting di Indonesia. “Nah, susu ikan mengandung asam amino yang tertingginya adalah lesin dan lisin. Dua asam amino ini penting untuk pertumbuhan,” ujarnya.
Selain itu, produksi susu ikan yang memakai teknologi hidrosilat dapat memutus protein menjadi asam amino peptida. Metode ini membuat daya serapnya menjadi lebih tinggi, ketimbang susu sapi. “Ketika diserap oleh tubuh lebih cepat, harapannya juga pertumbuhan ke badan anak-anak ini juga lebih cepat,” ucapnya.
Melansir dari situs resminya, Berikan Protein adalah organisasi non-profit berbasis teknologi pertama di Indonesia. Organisasi ini bergerak di bidang pengentasan gizi buruk secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
Kata Ahli Gizi Soal Susu Ikan
Sebelumnya, Dokter Spesialis Gizi Klinik Jovita Amelia mengatakan susu ikan memang memiliki kandungan protein. Namun, untuk memastikan apakah susu ini dapat memenuhi kebutuhan dan besaran jumlah protein per sajinya tergantung pada jenis dan jumlah konsentrat ikan yang dipakai.
“Kalau melihat dari proses pembuatannya konsentrat protein ikan ini memiliki kandungan protein yang tinggi dan lebih mudah dicerna. Protein tinggi ini dibutuhkan terutama untuk anak-anak pada masa pertumbuhan,” kata Jovita kepada Katadata.co.id pada Rabu pekan lalu.
Jovita menyebut, kandungan gizi susu ikan berpotensi berbeda dibandingkan susu sapi. Sebab, berdasarkan beberapa jurnal pembuatan konsentrat protein ikan, kadar lemaknya tidak terlalu tinggi.
“Otomatis, konsentrat protein ikan lebih rendah kalori daripada susu sapi. Hal ini perlu diwaspadai karena anak-anak terutama dengan berat badan kurang selain dibutuhkan kecukupan protein diperlukan juga pemenuhan kalori hariannya,” ujarnya.
Rencana menjadikan susu ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi dapat efektif terutama dalam membantu pemenuhan kebutuhan protein. “Jika susu ikan ini dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau,” ucapnya.
Lain dengan Jovita, Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat Tan Shot Yen justru mempertanyakan mengapa hal ini menjadi alternatif. “Jika bisa makan ikannya, kenapa mesti ada pabrik susu ikan? Di daerah tidak ada ikan? Ada aneka telur, unggas. Kita butuh literasi dan edukasi, bukan menambah industri. Ikan segar kaya manfaat dan bukan produk ultra proses,” kata Tan saat dihubungi Katadata.co.id.
Tan juga memberikan rangkuman informasi yang berisi bahwa ikan merupakan sumber protein terbaik untuk tumbuh kembang, mencegah kegemukan, membantu produksi hormon tubuh, serta sebagai sumber iodium.
Ikan juga disebut dapat menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung. Sumber protein ini juga mampu meningkatkan kecerdasan dan penglihatan pada tumbuh kembang anak. Sekaligus mencegah pikun dan penuaan dini.
“Terapkan ekonomi sirkular, dengan memakmurkan rakyat lokal. Bukan bikin cuan segelintir lingkaran elite,” ujarnya.