Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati kembali masuk dalam daftar Fortune’s Most Powerful Women. Nicke berhasil menempati posisi 47 pada tahun ini, naik 20 peringkat dibandingkan 2023 di urutan ke 67.
Dalam daftar tersebut, Nicke menjadi satu-satunya wakil Indonesia. Pertamina menyebut kenaikan ini menjadi bukti kepemimpinan kuat Nicke dalam membawa Pertamina mencapai kinerja terbaik.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, penilaian dari media terkemuka internasional ini membuktikan kemampuan Nicke sebagai pemimpin bisnis wanita terkemuka dunia. "Di bawah kepemimpinannya, Pertamina telah mencapai berbagai pencapaian signifikan," kata Fadjar dalam siaran pers, dikutip Jumat (4/10).
Fadjar menyebutkan beberapa inovasi yang Pertamina lakukan di bawah kepemimpinan Nicke, seperti transformasi digital guna tercapai efektivitas dan efisiensi bisnis. Perusahaan minyak pelat merah ini juga aktif mengembangkan berbagai energi bersih seperti geothermal, biofuel, dan energi surya. Ini merupakan komitmen Pertamina dalam menangani perubahan iklim dan mendukung target Net Zero Emission Pemerintah Indonesia.
Tidak hanya itu, di bawah kepemimpinan Nicke, Pertamina juga melakukan ekspansi bisnis di kancah global. Perusahaan memperluas jaringan bisnisnya ke berbagai negara dan menjalin kemitraan dengan mitra-mitra bisnis. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.
Pertamina tercatat memperoleh laba sebesar US$ 4,77 miliar atau Rp 72,7 triliun sepanjang 2023, naik 17% dibandingkan 2022. Capaian ini juga menjadi perolehan laba tertinggi sepanjang sejarah Pertamina.
"Berbagai inisiatif strategis yang didorong oleh Ibu Nicke telah membawa Pertamina menjadi perusahaan energi yang semakin kuat dan berdaya saing di tingkat global," ujar Fadjar.
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini mengatakan, Pertamina sepanjang tahun lalu juga berhasil meningkatkan kinerja operasional. Produksi migas naik 8% menjadi 1,04 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Perusahaan juga meningkatkan intake kilang sebesar 2% menjadi 341 juta barel per hari (bph). Demikian pula, volume penjualan naik 2% menjadi 200 juta kiloliter (KL).