Maruarar: Jaksa Agung Siapkan Lahan Sitaan 1000 Ha untuk Program 1 Juta Rumah

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Menteri Perumahan dan Permukiman Maruarar Sirait masih menghitung kompensasi penggunaan tanah sitaan untuk program 3 juta rumah.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
1/11/2024, 16.18 WIB

Menteri Perumahan dan Permukiman Maruarar Sirait menyebut, Jaksa Agung telah menyiapkan tanah sitaan dari koruptor seluas 1.000 hektare di Banten yang dapat dimanfaatkan untuk program pembangunan 3 juta rumah. Ia berharap birokrasi penggunaan tanah sitaan negara ini tak membutuhkan waktu lama. 

“Doakan supaya prosesnya jangan lama-lama. Saya berharap birokrasi itu tidak memperlama, tapi mempercepat. Jadi jangan lagi dibuat susah,” kata Ara saat ditemui di Banten pada Jumat (1/11).

Menurut Ara, kecepatan proses ini akan menunjukkan fungsi dari pemerintah sebagai pelayan publik. Ara sebelumnya telah bertemu dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin dan memastikan lahan sitaan  1.000 hektare yang dapat digunakan dalam program pembangunan 3 juta rumah.

“Jaksa Agung siap menyerahkan, saya sudah bicara dengan Menteri Keuangan. Kami akan bertemu agar tanah dari koruptor ini bisa digunakan untuk rakyat kecil,” ujar Ara. 

Pihaknya masih menghitung kompensasi penggunaan tanah sitaan ini. Dia juga harus meyakinkan menteri-menteri terkait perihal konsep tersebut. Strategi penggunaan tanah sitaan penting untuk memperbesar kontribusi anggaran negara dalam program tiga juta rumah. 

Pemanfaatan lahan ini berpotensi menekan harga pembangunan properti hingga 40%.  Ia berharap agar para anggota kabinet terkait dapat segera menyampaikan kata setuju terhadap usulannya. Salah satu anggota kabinet yang dimaksud adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Pada 2025 pemerintah telah menargetkan untuk membangun tiga juta unit rumah. Untuk mencapai target itu, Kementerian Perumahan juga akan melakukan efisiensi anggaran. "Jadi kami bukan hanya mengamankan keuangan negara. Apalagi ada ratusan material yang dibutuhkan untuk rumah," kata pria yang akrab disapa Ara itu saat rapat bersama Komisi V DPR, Jakarta, Selasa (29/10). 

Penghematan tersebut bertujuan untuk menurunkan harga rumah turun dan masyarakat dapat membelinya. Ia mencontohkan salah satu caranya adalah kerja sama dengan pabrik yang menjadi produsen material untuk membangun rumah, seperti semen. Untuk membangun tiga juta rumah, Ara menghitung, butuh biaya belasan triliun rupiah.

“Kalau kami sepakat dengan pabrik semen dan bisa mendapatkan diskon. Itu bisa membuat harga jual rumah yang murah untuk rakyat,” ujarnya.

Ara sebelumnya mengaku harus bekerja 25 kali lipat lebih keras untuk mencapai target pembangunan rumah pada 2025. Hitungan ini berdasarkan target pembangunan rumah pada 2024 yang mencapai 145.796 unit dan meningkat menjadi tiga juta unit pada 2025. 

“Kalau data ini benar, bayangkan kami harus bekerja 25 kali lipat untuk mencapai pembangunan tiga juta rumah,” kata Maruarar dalam rapat bersama Komisi V DPR RI yang dipantau secara online pada Selasa (29/10).

Dia mengatakan, dengan target yang sangat besar ini, pihaknya harus membangun tiga juta rumah dengan anggaran Rp 5,078 triliun. Angka ini menyusut 64,5% dibandingkan besaran anggaran 2024 sebanyak Rp 14,3 triliun. 

“Tolong juga dikritisi apakah betul anggaran ini? Apakah angka ini layak untuk membangun tiga juta rumah? Anggaran turun tapi targetnya meningkat banyak” ujarnya. 

Tidak hanya soal anggaran, Ara juga turut membandingkan realisasi capaian pembangunan rumah pada tahun ini. Berdasarkan data Direktur Jenderal Perumahan per hari ini, realisasi pembangunan rumah baru mencapai 34.314 unit atau 23.54% dari target.

Reporter: Mela Syaharani