Industri Tekstil Tumbuh 7% pada Kuartal III di Tengah Isu Sritex Pailit
Badan Pusat Statistik mencatat industri tekstil tumbuh 7,43 persen secara tahunan pada kuartal III-2024. Pertumbuhan industrik tekstil tersebut terjadi di tengah menghangatnya berita mengenai PT Sri Rejeki Isman (SRIL) atau Sritex yang pailit.
Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan kontribusi industri tekstil dan pakaian jadi terhadap produk domestik bruto atau PDB pada periode tersebut mencapai 0,99%. Kinerja industri tekstil dan pakaian jadi pada kuartal III tahun ini lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang merosot 0,03%.
"Mungkin ini pertumbuhan yang sangat baik kalau kita bandingkan dengan pertumbuhan industri tekstil di kuartal kedua 2024," ujar Amalia dalam konferensi pers, Selasa (5/11).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan saat ini industri tekstil masih bergeliat. Ia optimistis sektor industri tekstil tidak mengalami penurunan atau sunset industry karena merupakan kebutuhan pokok.
Airlangga bahkan mengatakan asosiasi tekstil dari Taiwan sangat berminat untuk merelokasi investasinya ke Indonesia. Airlangga menyebut ada 15 pabrik yang akan dipertimbangkan untuk investasi tersebut di luar Cina dan Vietnam yaitu Indonesia.
"Tapi mereka ada permintaan butuh pabrik yang berbasis green energy. Jadi mereka ingin sepatu yang dipakai, listrik untuk memproduksinya itu dari renewable energy," ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (5/11).
Airlangga mengatakan investor yang tertarik di industri tekstil juga mempertimbangkan special economic zone. Dia memastikan Indonesia akan ekspansi di special economic zone tersebut yang saat ini sudah ada di Batang, Jawa Tengah.