Strategi Zulhas Capai Swasembada Pangan: Optimalisasi Lahan hingga Food Estate

ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/Spt.
Foto udara petani membajak sawah menggunakan traktor di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (7/11/2024). Berdasarkan data Kementerian Pertanian, sebanyak tujuh program utama akan dilaksanakan pada 2025 untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan, di antaranya peningkatan produksi padi dan jagung, optimalisasi lahan 350 ribu hektare di Papua Selatan, Kalteng, Kalsel, Sumsel, peningkatan produksi susu dan daging sapi, menargetkan program cetak sawah seluas 750 ribu hektare hingga penyediaan alat dan mesin
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
11/11/2024, 13.00 WIB

Pemerintah akan

optimalisasi lahan hingga ekstensifikasi lahan sawah melalui program food estate untuk mencapai swasembada pangan 2028. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mendata, ada lebih dari 20% lahan sawah yang pasif yang perlu dioptimalisasi karena berjenis lahan tadah hujan.

Lahan tadah hujan hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber air. Zulhas telah menyiapkan dua langkah dalam mengoptimalisasi lahan tersebut, yakni pembangunan jaringan irigasi dan pompanisasi.

"Kalau sawah tadah hujan dekat bendungan, kami harus bangun irigasi. Kalau tidak ada bendungan, kami akan lakukan pompanisasi. Produktivitas lahan tadah hujan bisa diperbaiki dengan dua langkah tersebut," kata Zulhas di kantornya, Senin (11/11).

Pompanisasi adalah pemanfaatan air dangkal atau air di atas tanah dengan pompa ke lahan pertanian. Kementerian Pertanian mengklaim program tersebut membuat produksi beras pada September-November 2024 naik 780.000 ton secara tahunan.

Selain melakukan intensifikasi, Zulhas berencana melakukan ekstensifikasi lahan sawah ke luar Pulau Jawa melalui program food estate. Pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp 124,4 triliun untuk program ketahanan pangan. Salah satu food estate yang segera beroperasi adalah Food Estate Merauke, Papua Selatan. Untuk diketahui, program tersebut telah dimulai sejak 2008 dengan total luas 1,2 juta hektare.

"Saya dalam waktu dekat akan ke Merauke untuk membuka sawah baru dan optimalisasi sawah eksisting di Merauke," katanya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah, mengatakan pencetakan sawah hingga 2029 setidaknya akan dilakukan di tiga provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan. Sebab, tiga daerah tersebut dinilai memiliki akses irigasi yang memadai.

Ia menyatakan pencetakan sawah pada 2025-2029 akan dilakukan secara bertahap dan melibatkan berbagai instansi. Menurutnya, hal tersebut penting agar sawah yang dicetak memiliki lahan yang sesuai dengan komoditas yang dikembangkan.

Berdasarkan catatan Center of Reform on Economics atau CORE Indonesia, setidaknya terdapat empat proyek food estate yang gagal. Proyek lumbung pangan atau food estate tersebut mayoritas berlokasi di Pulau Kalimantan, yakni di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyampaikan program swasembada beras akan didorong melalui peningkatan produktivitas lahan yang sudah ada serta intensifikasi penambahan lahan baru yang telah diputuskan. Rencana terdiri atas 150 ribu hektare cetak sawah baru dan 80 ribu hektare untuk intensifikasi lahan.  

Pemerintah rencananya akan mencetak sawah baru, antara lain di Kalimantan Tengah. Sawah ini berada di atas lahan yang sudah dibangun irigasi di kanan dan kirinya, tetapi  belum maksimal untuk lahan sawah.  

“Kami meyakini di Kalimantan Tengah sudah ada lahan seluas 400 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, akan dibuat 150 ribu hektare, relatif agak mudah dan aman,” katanya.


Reporter: Andi M. Arief