Bulog Serap 1,2 Juta Ton Beras Petani hingga Oktober 2024

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.
Ilustrasi. Bulog memastikan keamanan stok mendekati musim paceklik.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
12/11/2024, 13.57 WIB

Perum Bulog menyebut, serapan beras mencapai 1,2 juta ton pada periode Januari hingga Oktober 2024. Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita menjelaskan, Bulog terus menyerap beras setiap harinya.

“Setiap hari kami menyerap lebih dari enam ribu ton,” kata Febby saat ditemui di kantor Perum Bulog pada Selasa (12/11).

Dia mengatakan, terdapat sejumlah daerah yang menjadi wilayah serapan tertinggi, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, hingga seluruh Pulau Sumatra. Serapan ini dialokasikan baik untuk subsidi atau PSO dan komersial.

Selain angka serapan, Febby menyampaikan stok beras hingga akhir tahun dipastikan aman. Febby menyebut jumlah persediaannya lebih dari dua juta ton hingga akhir tahun. “Stoknya sangat aman, kemarin pak Menteri Koordinator sudah kesini,” ujarnya.

Febby menyebut keamanan stok ini juga termasuk untuk menghadapi puncak momentum nataru 2024. 

Angka serapan hingga Oktober yang mencapai 1,2 juta ton ini meningkat 300 ribu dibandingkan realisasi September 2024 yang baru mencapai 908 ribu ton. Badan Pangan Nasional mencatat serapan bulog pada 2023 mencapai 1 juta ton, sedangkan pada 2022 hanya mencapai 994 ribu ton.

Badan Pangan bersama Bulog akan membantu menyerap produksi beras petani. Beras tersebut lalu disalurkan ke berbagai program, termasuk bantuan pangan non tunai (BPNT) untuk 10 kilogram untuk setiap keluarga penerima manfaat.

Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengatakan, Bulog tengah melakukan pengadaan beras dari dalam negeri sebanyak 600 ribu ton.

Ia berharap bisa mendapatkan harga untuk penyangga beras seluruh Indonesia. "Termasuk beras PSO dan komersial," kata Wahyu.

Bulog juga meminta Badan Pangan agar fleksibel dalam penetapan harga patokan beras. Bapanas juga diminta menggandeng asosiasi untuk memperkuat stok beras. "Supaya kami bisa ajak Perpadi, HKTI, KTNA, dan asosiasi lainnya supaya bersama-sama kontribusi dalam penguatan stok dengan harga yang bagus," kata Wahyu.

Reporter: Mela Syaharani