Airlangga: Substansi Perjanjian Kerja Sama Indonesia - Kanada ICA CEPA Rampung

ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Duta Besar (Dubes) Kanada untuk Indonesia dan Timor-Leste Jess Dutton untuk membahas percepatan kesepakatan perdagangan di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Penulis: Ira Guslina Sufa
17/11/2024, 18.19 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan perundingan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Kanada (Indonesia – Canada Comprehensive Economic Partnership/ ICA-CEPA) mendekati tahap final. Meski demikian, masih ada beberapa bagian yang masih perlu finalisasi kesepakatan bersama kedua negara.

“Perundingan ICA-CEPA secara substansi telah selesai (substantially concluded),” kata Airlangga dalam keterangan yang dikutip, Minggu (17/11). 

Sesuai rencana, Penandatanganan Joint Ministerial Statement yang menandakan berakhirnya negosiasi ICA-CEPA, dijadwalkan akan berlangsung pada 2 Desember 2024. Saat itu, Menteri Perdagangan Kanada Ms. Mary Ng akan melakukan kunjungan ke Jakarta.

Airlangga turut mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto pada acara Pertemuan Bilateral dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di sela-sela rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi – Asia Pacific Economic Cooperation (KTT – APEC) di Lima, Peru. Pertemuan itu membahas berbagai potensi peningkatan kerja sama Indonesia - Kanada. 

Presiden Prabowo membuka pertemuan dengan menyampaikan apresiasi atas kemajuan signifikan perundingan ICA-CEPA yang menandai CEPA pertama Indonesia di Amerika Utara. “Perjanjian ini akan membuka peluang untuk meningkatkan perdagangan di sektor pertanian, manufaktur, dan serta memperkuat rantai pasok,” ujar Prabowo. 

Pada kesempatan pertemuan bilateral tersebut, Indonesia mendorong peningkatan kemitraan dengan Kanada, utamanya pada empat sektor. Pertama, mineral kritis (critical minerals) untuk mengoptimalkan investasi di industri hilir nikel untuk kendaraan listrik di Indonesia. Kemitraan ini akan meningkatkan penciptaan nilai dan lapangan kerja serta berkontribusi dalam mencapai tujuan emisi nol karbon.

Kerja sama kedua berkaitan dengan ketahanan dan swasembada pangan untuk memastikan makanan yang bergizi, serta mengurangi stunting di Indonesia. Presiden menawarkan Kanada untuk kerja sama di sektor pertanian dan akuakultur melalui integrasi teknologi dan inovasi pertanian.

Ketiga, pada sektor ketahanan energi Indonesia menawarkan kerja sama di bidang penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan kapasitas inovasi demi masa depan energi yang lebih bersih dan tangguh. Kerja sama diperlukan untuk mendukung komitmen Indonesia mencapai emisi nol tahun 2060, dengan nilai investasi sebesar 1 triliun dolar AS.

Komitmen keempat berkaitan dengan pertahanan di tengah meningkatnya ketegangan regional. Indonesia berharap kerja sama pertahanan dan keamanan dengan Kanada dapat ditingkatkan untuk penanggulangan terorisme, dukungan logistik, dan pengembangan industri pertahanan kedua negara.

Pada kesempatan tersebut, Presiden RI juga mengharapkan dukungan Kanada untuk isu Palestina. Prabowo ingin Kanada terus melanjutkan dukungan finansial bagi Palestina serta mengakui kenegaraan Palestina untuk memajukan solusi dua negara dan perdamaian yang komprehensif.