Kinerja Industri Kreatif akan Terdongkrak Penurunan Harga Tiket Pesawat

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/Spt.
Aktivitas penerbangan terlihat di landasan pacu selatan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/11/2024). Pemerintah sepakat menurunkan harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik sebesar 10 persen selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, untuk membantu masyarakat dalam rangka mengurangi beban harga tiket di seluruh bandara di Indonesia.
Penulis: Agustiyanti
3/12/2024, 14.58 WIB

Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya optimistis,  kinerja industri kreatif pada akhir tahun ini akan terdongkrak penurunan harga tiket pesawat sebesar 10%. Peningkatan nilai perekonomian kreatif akan terasa pada daerah tujuan pariwisata.

"Penurunan harga tiket pesawat akan berdampak pada perputaran positif usaha pelaku ekonomi kreatif, terutama di daerah-daerah wisata," kata Teuku di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur, Selasa (3/12).

Kementerian Perhubungan telah mengimbau operator untuk memangkas retribusi bandara menjadi hanya 50%. PT Pertamina juga akan memberikan diskon avtur antara 7,5% sampai 10% di 19 bandara.

Mayoritas bandara dengan diskon avtur berlokasi di luar Pulau Jawa dan 10 bandara di bagian timur Indonesia. Maskapai di dalam negeri juga diminta berkontribusi menekan biaya tambahan avtur atau fuel surcharge menjadi 2% untuk pesawat jet dan 20% untuk pesawat baling-baling.

Seluruh pengurangan biaya tersebut membuat rata-rata harga tiket pesawat dapat ditekan hingga 10% dibandingkan kondisi normal.

Juru Bicara Kemenhub Elba Damhuri sebelumnya menekankan, penurunan harga tiket tersebut belum mempertimbangkan pajak. "Analisa dan perhitungan penurunan harga tiket belum menyertakan insentif PPN, mengingat hal ini merupakan kewenangan dari Kementerian Keuangan,” kata Elba.

Kementerian Perhubungan memproyeksikan sebanyak 110,67 juta orang akan melakukan perjalanan pada Natal dan Tahun Baru 2024/2025. Mayoritas pergerakan terjadi di Pulau Jawa, termasuk kawasan aglomerasi.

Puncak arus pergi pertama diprediksi terjadi pada Selasa, 24 Desember 2024, sedangkan prediksi puncak arus pergi kedua terjadi pada Selasa, 31 Desember 2024. Sementara itu,  prediksi puncak arus balik akan terjadi pada Rabu dan Kamis, 1-2 Januari 2025.

Kementerian Perhubungan memproyeksi jumlah penumpang yang terbang pada 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 naik 4% secara tahunan menjadi 3,91 juta orang. Sebanyak 3,04 juta orang akan terbang pada rute domestik, sedangkan 864.076 orang akan terbang ke luar negeri.

Reporter: Andi M. Arief