Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menilai, susu ikan dapat menjadi salah satu alternatif dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Susu ikan memiliki kandungan protein yang tinggi.
"Susu ikan merupakan salah satu alternatif, itu bagian dari inovasi terkait kebutuhan susu yang tinggi sekali, sementara ikan-ikan yang kecil itu bisa diekstrak menjadi tepung yang kemudian berubah menjadi susu,"
"Kandungan proteinnya sangat tinggi, jadi itu suatu alternatif," ujar Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta, Selasa (10/12), seperti dikutip dari Antara.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebelumnya memastikan, susu ikan masuk sebagai salah satu menu makanan dalam program MBG yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo mengatakan hingga saat ini pihaknya terus mempromosikan susu ikan ke dapur sentral yang sudah disiapkan oleh lembaga terkait.
Karena itu, Budi menyampaikan, pihaknya bakal memantau proses pengolahan dari para produsen susu ikan agar sesuai dengan standardisasi yang sudah ditetapkan, mulai dari kebersihan, pemilihan bahan baku, serta salinitas atau tingkat keasinan air.
Menurut KKP, penggunaan susu ikan maupun susu sapi untuk peningkatan asupan gizi memiliki kelebihannya masing-masing. JHilirisasi produk perikanan berupa susu ikan dapat berdampak pada penyeapan tenaga kerja.
Peneliti ahli utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ekowati Chasanah meyakini bahwa susu ikan atau hidrolisat memiliki berbagai keunggulan dari beberapa susu yang ada seperti kambing, sapi, unta dan juga kedelai.
Produk hidrolisat (susu ikan), memiliki kelebihan seperti protein pendek, rendah alergen, serta dapat mengaktifkan hormon pertumbuhan.