Menteri Dody Kaji 4 Opsi Infrastruktur Pendukung Bandara Bali Utara

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.
Pesawat udara bersiap lepas landas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (2/3/2022).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing
13/12/2024, 17.15 WIB

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo sedang mengkaji infrastruktur pendukung konektivitas bandar udara di Bali Utara. Salah satu opsi yang dikaji adalah pembangunan jalan tol yang menghubungkan Bali Tengah dengan Bali Selatan. Jalan tol ini akan menghubungkan Tabanan di bagian utara pulau Bali dan Buleleng di Bagian Selatan. 

"Proyek konektivitas ini masih menunggu gubernur Bali terpilih periode 2024-2029. Bandara di Bali Utara harus tersambung dengan bagian selatan," kata Dody di kantornya, Jakarta, Jumat (13/12).

Salah satu kriteria konektivitas darat yang dikaji adalah kemampuan retensi wisatawan di Bali Utara. Infrastruktur tersebut harus mampu menahan wisatawan yang datang melalui Bali Utara selama 1-2 hari sebelum akhirnya ke kawasan pariwisata yang lebih padat di Bali Selatan.

Konstruksi infrastruktur konektivitas tersebut akan dimulai setelah pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi rampung. Proyek jalan tol ini telah gagal lelang sebanyak dua kali selama empat tahun terakhir.

"Pasti proyek konektivitas ke Bali Utara tidak dikerjakan paralel dengan Tol Gilimanuk-Mengwi, dari mana uangnya kalau dikerjakan bersamaan," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), total panjang Tol Gilimanuk-Mengwi mencapai 96,84 kilometer (Km). Konstruksi jalan bebas hambatan tersebut akan dibagi menjadi tiga bagian, yakni Seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan, Seksi 2 Pekutatan-Soka, dan Seksi 3 Soka-Mengwi.

Pada konstruksi tahap pertama, bagian yang akan dibangun adalah Seksi 2 Pekutatan-Soka, dan Seksi 3 Soka-Mengwi dengan total panjang 42,1 Km. Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) 2020-2024. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif era Presiden Joko Widodo, Sandiaga Salahuddin Uno, sempat mengatakan ada tiga proyek infrastruktur konektivitas yang akan menghubungkan Bali Selatan dan Bali Utara. Dua dari tiga proyek tersebut berpotensi dibangun oleh pemerintahan selanjutnya.  

Infrastruktur yang dimaksud adalah jalan tol, bandara, dan moda raya terpadu atau MRT. "Infrastruktur pertama dengan urgensi tinggi adalah jalan tol. Kedua, pembangunan bandara," ucap Sandiaga pada 19 Agustus lalu.

Kedua proyek tersebut tinggal diputuskan pemerintah karena kajiannya sudah lama dibentuk. Untuk pembangunan MRT, menurut dia, pemerintah dapat memasukkannya dalam perencanaan jangka panjang atau 10 tahun ke depan.  

Sandiaga tidak merinci lebih lanjut potensi investasi dari konstruksi tol yang menghubungkan Bali Selatan dan Bali Utara tersebut. Proyeksinya, jalan bebas hambatan tersebut dapat dibangun setelah Tol Gilimanuk-Mengwi rampung pada 2027.

Reporter: Andi M. Arief