Operator Pertanyakan Alasan Pemerintah Tetapkan Diskon Tarif Tol Juni-Juli 2025

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Semarang-Solo, Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (26/5/2025). Pemerintah akan memberikan potongan tarif tol dengan target sekitar 110 juta pengendara yang berlaku pada Juni-Juli 2025 sebagai bagian dari program stimulus ekonomi nasional.
26/5/2025, 16.27 WIB

Asosiasi Jalan Tol Indonesia atau ATI mempertanyakan penerapan diskon tarif tol yang direncanakan berlaku pertengahan tahun ini. Seperti diketahui, diskon tarif tol merupakan salah satu dari enam insentif yang akan diberlakukan pemerintah pada Juni-Juli 2025.

Sekretaris Jenderal ATI, Kris Ade Sudiyono, mengaku pihaknya belum mendapatkan pertimbangan kenapa diskon tarif tol diperlukan pada dua bulan ke depan. Namun, Kris menilai potensi lalu lintas yang muncul dari libur sekolah tidak akan mendekati pergerakan kendaraan pada Angkutan Lebaran 2025.

"Masa Libur Sekolah itu panjang, jadi seharusnya tidak terjadi penumpukan. Sementara itu, libur Lebaran 2025 terbatas yang akhirnya terjadi penumpukan. Saya harus klarifikasi ke pemerintah apa motif dan latar belakang pemberian diskon nanti," kata Kris di Gedung DPR, Senin (26/5).

Berdasarkan laman resmi berbagai Dinas Pendidikan tingkat daerah, mayoritas libur sekolah di Pulau Jawa dimulai pada 23 Juni 2025 dan berakhir pada 11-12 Juli 2025. Jawa Barat menjadi provinsi dengan masa libur sekolah paling lambat atau pada 30 Juni 2025.

Kris mengaku akan meminta penjelasan tersebut saat pertemuan dengan Badan Pengelola Jalan Tol besok, Selasa (27/5). Pemberian diskon tarif tol seharusnya melihat kondisi lalu lintas di lapangan.  

Diskon 20%

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, mengatakan telah berdiskusi dengan BPJT terkait implementasi diskon tarif tol pada bulan depan. Menurutnya, pemerintah menargetkan agar besaran diskon tarif tol sama dengan diskon Angkutan Lebaran 2025, yakni 20%.

Pada periode lebaran, PT Jasa Marga Tbk, PT Astra Tol Nusantara, PT Waskita Karya, dan PT Rafflesia Investasi Indonesia akan memberikan diskon tarif tol dari Gerbang Tol Cikampek Utama, Jakarta sampai Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah.

Seluruh operator jalan tol tersebut memberikan diskon sebesar 20% pada tiga periode, yakni 24-26 Maret 2025, 3-5 April 2025, dan 8-10 April 2025. Pada tanggal tersebut, nilai diskon yang diberikan mencapai Rp 88.000 atau 20% dari kondisi normal menjadi Rp 352.000 untuk kendaraan pribadi.

Dody mengakui diskon tarif tol akan memotong pendapatan operator jalan tol. Oleh karena itu, Dody berencana mengkaji kebijakan diskon tarif tol tersebut dengan beberapa pihak sebelum diimplementasikan, seperti operator jalan tol dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

"Sementara waktu ini kami akan memulai diskusi dengan para operator jalan tol untuk memberikan tarif tol setidaknya sama dengan yang diberikan saat Lebaran 2025. Terkait waktu pemberian diskon dan ruas yang memberikan diskon, kami sampaikan di kesempatan yang berbeda," kata Dody.

Pemerintah tengah menyiapkan insentif ekonomi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa stimulus ini bertujuan agar pertumbuhan ekonomi tetap berada di kisaran 5%.

Airlangga menargetkan potongan tarif tol dapat menjangkau sekitar 110 juta pengendara selama Juni hingga Juli 2025. Namun, Airlangga tidak merinci lebih lanjut terkait rencana diskon tarif tol tersebut.

“Stimulus disiapkan agar pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2025 dapat berada di kisaran 5%,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Minggu (26/5).

Rencana stimulus tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto. Airlangga menargetkan ketentuan teknis dan regulasi dapat segera dirampungkan oleh kementerian dan lembaga terkait agar bisa diluncurkan sebelum 5 Juni 2025.

Sementara itu, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan insentif ini diberikan untuk mendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II. Mengingat pada kuartal I 2025, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,87%, turun 0,23 poin dari 5,1% pada periode yang sama tahun lalu.

“Kondisi global memang tidak mudah, ditambah situasi geopolitik, pasar, dan rantai pasok yang tengah menghadapi tantangan,” kata Susiwijono saat ditemui di Gedung Kemenko, Jumat (23/5).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Andi M. Arief