Profil Joao Angelo De Sousa Mota, Dirut Agrinas yang Mengundurkan Diri
Joao mengatakan sudah mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan yang diembannya selama enam bulan pada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara pada Senin (11/8).
Dalam kesempatan itu, Joao menyinggung birokrasi Danantara yang berbelit-belit sehingga menyebabkan Agrinas hingga saat ini belum mendapatkan anggaran. Dia mengatakan Danantara merupakan badan yang dibentuk untuk mempercepat atau mempersingkat proses kegiatan yang sifatnya bersifat bisnis.
"Bukan lagi membangun birokrasi yang sangat panjang, berbelit belit, yang hampir tidak mungkin kita wujudkan. Itulah birokrasi yang dipertahankan dan masih dipraktekkan di dalam Danantara sehingga sampai hari ini pun kami masih dimintakan fs (feasibility study/analisis studi), yang sampai saat ini sudah ketiga atau keempat kami serahkan," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/8).
Dia mengatakan birokrasi yang tumpang tindih menyebabkan Agrinas hingga saat ini belum bisa melakukan apapun.
Sementara itu CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan mereka menghormati keputusan pribadi Joao untuk mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara.
“Keputusan ini kami hargai sebagai langkah profesional, dan akan diproses sesuai ketentuan serta tata kelola perusahaan yang berlaku,” kata CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani dalam keterangan tertulis, Senin (11/8).
Rosan mengatakan, Danantara Indonesia menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) secara ketat di seluruh aspek operasional. Setiap aksi korporasi, termasuk di PT Agrinas Pangan Nusantara, dilaksanakan setelah melalui kajian kelayakan yang komprehensif dan sesuai prosedur yang berlaku.
"Proses yang sedang berjalan memastikan setiap keputusan diambil dengan prinsip kehati-hatian, mendukung keberlanjutan kinerja perusahaan, serta menjaga kepercayaan pemangku kepentingan," ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (11/8).
Sebagai pengelola investasi strategis, Rosan mengatakan, Danantara Indonesia berkomitmen pada transparansi, akuntabilitas, dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik di seluruh entitas usaha.
Profil Joao Angelo
Joao mengatakan dirinya memiliki rekam jejak di sektor swasta murni yang terbiasa bekerja dengan cepat, singkat dan prosedur yang tidak berbelit-belit. Dikutip dari laman perusahaan Yodya Karya, Joao memiliki latar belakang seorang profesional dengan pengalaman yang luas di bidang konstruksi, pertanian, peternakan, serta industri kreatif.
Dia kemudian diangkat sebagai Direktur Utama PT Yodya Karya (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Kementerian BUMN No. 32/MBU/02/2025 tanggal 10 Februari 2025 Joao. Perusahaan pelat merah tersebut kemudian berubah nama menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara.
Seperti diketahui, Agrinas merupakan perusahaan bekas tiga BUMN karya, yaitu irama Karya, Yodya Karya, Indra Karya yang bisnisnya diperluas. Irama Karya menjadi PT Agrinas Jaladri Nusantara, Yodya Karya menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara, dan Indra Karya menjadi PT Agrinas Palma Nusantara. PT Agrinas Pangan Nusantara fokus pada sektor pertanian.
Pada Februari 2025, Joao juga menerima anugerag Dharma Pertahanan Madya oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Sjafrie Sjamsoeddin. Dharma Pertahanan Madya adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada individu yang telah berjasa dalam menjaga kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, dan melindungi segenap bangsa Indonesia melalui bidang pertahanan.
Dikutip dari laman perpustakaan nasional Australia catalogue.nla.gov.au, Joao pernah menjadi salah satu penulis buku "The Fight for Freedom of Timor Loro Sa'e People: a Plus Trilogy". Adapaun buku tersebut salah satunya memiliki tema politik pro-integrasi Timor Timur ke Indonesia.