PM Malaysia Umumkan Lockdown Selama Dua Pekan untuk Atasi Corona

Antara/Agus Setiwan
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin
Penulis: Desy Setyowati
16/3/2020, 22.07 WIB

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan lockdown selama dua pekan mulai 18 Maret guna meminimalkan penyebaran virus corona. Semua bisnis ditutup, kecuali toko yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari.

"Kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk kemudian menjadi lebih buruk. Tindakan drastis harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dengan membatasi pergerakan publik," kata Muhyiddin dikutip dari South China Morning Post, Senin (16/3).

Pemerintah Malaysia juga sudah melarang pertemuan dengan jumlah peserta yang banyak, termasuk kegiatan keagamaan, olahraga, sosial dan budaya. Semua kegiatan keagamaan di masjid ditangguhkan, termasuk salat Jumat.

(Baca: Perbedaan Lockdown dan Pembatasan Sosial dalam Tangani Pandemi Corona)

Semua warga Malaysia yang baru saja kembali dari luar negeri harus menjalani pemeriksaan kesehatan dan mengarantina diri sendiri selama 14 hari. Pemerintah juga akan membatasi wisatawan asing masuk, sementara warga Malaysia dilarang bepergian ke luar negeri.

Seluruh taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, lembaga pendidikan tinggi negeri dan swasta hingga lembaga pelatihan keterampilan nasional akan ditutup.

Perdana menteri juga mengumumkan penutupan semua kantor pemerintah dan swasta, kecuali yang terkait layanan utama seperti air, listrik, energi, telekomunikasi, transportasi, penyiaran, keuangan, keamanan dan kesehatan.

"Jangan panik, jangan khawatir, dan tetap tenang," kata Muhyiddin. "Saya percaya dengan pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah, kami akan dapat memblokir penyebaran wabah ini."

(Baca: Ancaman Sebaran Virus Corona dari Acara Tablig Akbar di Malaysia)

Kebijakan itu diambil setelah jumlah kasus virus corona di Malaysia naik menjadi 553 atau merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Negeri jiran itu melaporkan 125 kasus baru pada hari ini, 95 di antaranya terkait dengan acara tablig akbar yang melibatkan 16 ribu jamaah pada bulan lalu.

Kantor berita Reuters melaporkan, ada sekitar 14.500 warga Malaysia dan 1.500 warga asing menghadiri acara keagamaan yang digelar pada 27 Februari sampai 1 Maret 2020 itu. Acara itu diadakan di Masjid Sri Petaling Jamek, dekat Kuala Lumpur. Otoritas kesehatan Malaysia sedang melacak 5 ribu warganya yang diyakini berpotensi terkena virus corona.

Hal itu mulai terkuak ketika Brunei Darussalam melaporkan kasus pertama covid-19 pada Selasa lalu. Angkanya naik menjadi 50 orang per hari ini (16/3). Kementerian Kesehatan setempat melarang pertemuan massal, termasuk pernikahan dan acara olahraga, guna mencegah penyebaran virus tersebut.

Lalu, pemerintah Singapura pun mengumumkan kasus serupa pada 12 Maret lalu. Dikutip dari situs gov.sg, ada dua kasus yang berkaitan dengan cara tablig akbar itu. Keduanya merupakan laki-laki, masing-masing berusia 29 tahun dan 48 tahun. Kementerian Kesehatan Singapura sedang melacak sekitar 90 warganya yang berada di acara tersebut.

(Baca: Jokowi: Pemerintah Pusat yang Putuskan soal Kebijakan Lockdown)