Antisipasi Resesi Ekonomi Global, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps

ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly
The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi di kisaran 1,75% hingga 2%. Tiga indeks saham AS sempat melaju di zona merah sebelum pada pengujung perdagangan indeks Dow Jones dan S&P 500 berbalik positif, sedangkan Nasdaq ditutup terkoreksi.
Penulis: Happy Fajrian
19/9/2019, 08.46 WIB

Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), memangkas suku bunga acuannya untuk kedua kalinya tahun ini. Pada Rabu (18/9) The Fed memutuskan untuk memangkas bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps), sehingga Fed Fund Rate (FFR) berada pada level 1,75% hingga 2%.

Ini merupakan pemangkasan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini. Sebelumnya The Fed memangkas bunga acuannya pada Juli 2019, yang merupakan pemangkasan suku bunga yang pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, juga sebesar 25 bps menjadi 2% sampai 2,25%.

Dilansir dari Reuters, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pemangkasan suku bunga dilakukan untuk memberikan jaminan terhadap ancaman risiko ekonomi global yakni melemahnya pertumbuhan ekonomi global dan perang dagang yang berkepanjangan.

“Jika pertumbuhan ekonomi semakin melambat, maka pemangkasan suku bunga yang lebih ekstensif akan dibutuhkan,” kata Powell yang mengindikasikan adanya pemangkasan suku bunga lebih besar jika pertumbuhan ekonomi AS mengalami pelemahan lanjutan.

(Baca: The Fed Pangkas Suku Bunga, IHSG Hari Ini Diprediksi Naik)

Kendati demikian, meski memangkas suku bunga, Powell mengatakan bahwa saat ini pasar tenaga kerja AS cukup kuat dengan tingkat inflasi yang diperkirakan akan mencapai level yang ditargetkan The Fed sebesar 2%.

“Kami pikir kami saat ini menghadapi situasi yang dapat diatasi, dengan sedikit penyesuaian pada suku bunga FFR,” kata Powell. Dia melanjutkan bahwa The Fed akan berhenti memangkas bunga acuan jika sudah sudah berada pada level yang cukup, berdasarkan data-data yang ada.

Namun ada tiga pimpinan Fed yang tidak sepakat dengan langkah yang diambil Powell pada Rabu kemarin. Presiden Fed Kansas City Esther George dan Presiden Fed Boston Eric Rosengren menghendaki tidak ada pemangkasan suku bunga.

Sebaliknya, Presiden Fed St. Louis James Bullard menginginkan pemangkasan suku bunga yang lebih besar yakni 50 bps. Selain itu, prediksi 17 pengambil kebijakan di bank sentral AS tersebut menunjukkan perbedaan pendapat yang lebih luas. George dan Rosengren merupakan dua dari lima pengambil kebijakan The Fed yang menentang kenaikan.

(Baca: Presiden Turki Harap Pemangkasan Bunga Acuan Berlanjut)

Sementara itu, tujuh presiden Fed di antaranya menginginkan adanya pemangkasan suku bunga ketiga tahun ini, sedangkan lima di antaranya mengatakan tingkat bunga saat ini sudah mencukupi hingga akhir tahun, dan lima lainnya menentang adanya pemangkasan suku bunga.

Kendati telah memangkas bunga acuannya, Presiden AS Donald Trump masih menyatakan ketidakpuasannya terhadap kebijakan yang diambil Powell. Menurut Trump, seharusnya The Fed bisa bertindak lebih cepat memangkas suku bunga.

Pasca pengumuman The Fed tersebut, bursa saham AS sempat melaju di zona merah hingga walaupun detik-detik penutupan beberapa berhasil kembali ke zona hijau. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 0,13% dan 0,03%, sedangkan Nasdaq turun 0,11%.

Sementara itu tidak ada banyak perubahan terkait proyeksi ekonomi AS. Tahun ini ekonomi Negeri Paman Sam tersebut diproyeksikan akan tumbuh di level 2,2% dengan tingkat pengangguran hingga 2020 di angka 3,7%. Inflasi tahun ini ditargetkan 1,5% atau di bawah sasaran The Fed sebesar 2%, kemudian naik menjadi 1,9% di 2020.

(Baca: Atasi Kelesuan Ekonomi, Bank Eropa Pangkas Bunga Jadi Minus 0,5%)