Hutan Amazon Terbakar, Paru-paru Dunia yang Kini Terancam

© 2019 Maxar Teknologi /Reuters
Gambar satelit menunjukkan asap mengepul dari kebakaran hutan hujan Amazon di Negara Bagian Rondonia, di barat daya Porto Velho, Brasil di lembah sungai Amazon bagian atas pada 15 Agustus 2019. Gambar diambil pada 15 Agustus 2019.
Penulis: Pingit Aria
23/8/2019, 15.14 WIB

Kebakaran hebat terjadi di Hutan Amazon dalam tiga pekan terakhir. Berdasarkan data satelit Badan Ruang Angkasa Brasil, INPE, jumlah titik api dalam kebakaran yang terjadi kali ini meningkat 84% dibanding tahun lalu.

Kejadian ini dianggap luar biasa, sebab tingginya kelembaban alami hutan hujan tropis Amazon seharusnya dapat menjaga kawasan ini dari kekeringan dan kebakaran hutan. NOAA (layanan informasi satelit atmosfer dan kelautan AS) pun menduga kegiatan deforestasi punya andil besar dalam kerusakan ekosistem yang menyebabkan kebakaran hutan Amazon.

Berbagai pihak pun menyayangkan kondisi ini. Aktor sekaligus aktivis lingkungan, Leonardo DiCaprio misalnya, mempertanyakan kenapa kejadian ini tak mendapat sorotan media.

(Baca: Bisa Ekspor Ayam ke Indonesia, Ini Gambaran Industri Peternakan Brasil)

“Mengerikan kalau berpikir bahwa hutan hujan terbesar di planet ini, Amazon, yang memproduksi 20% oksigen dan merupakan paru-paru dunia, terbakar selama 16 hari tanpa pemberitaan. Kenapa?" demikian dikutip dalam unggahan Instagramnya, Kamis (22/8).

Bentangan hutan hujan Amazon mencakup beberapa negara, yakni Brasil, Peru, Bolivia, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Guyana, Suriname, dan Guyana Perancis.

Halaman: