Berbagai Kontroversi Presiden Bolsonaro yang Positif Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado/wsj/cf
Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengatakan dirinya positif terinfeksi Covid-19 pada Selasa (7/7).
Penulis: Sorta Tobing
8/7/2020, 12.41 WIB
Presiden Brasil Jair Bolsonaro ketika menyapa pendukungnya di Brasilia, di tengah pandemi corona. (ANTARA FOTO/REUTERS/Ueslei Marcelino/wsj/cf)

Menentang Lockdown, Tak Mau Pakai Masker

Kritik terhadap Bolsonaro kerap muncul karena ia menentang langkah-langkah pencegahan infeksi virus corona. Presiden ke-38 Brasil ini tidak mau memakai masker ketika hadir dalam banyak acara dalam beberapa bulan terakhir. Padahal, melansir dari BBC Indonesia, aturan mengenakan masker di distrik federal telah berlaku pada 30 April 2020.

Pada 11 Mei, aturan itu diperketat dengan pengenaan denda dua ribu reais atau sekitar Rp 5,4 juta per hari. Putusan Hakim Federal Renato Borelli mengharuskan Bolsonaro mengikuti aturan itu. Tapi ia tidak mau melaksanakannya.

Ketika jumlah kasus positif terus melonjak di negara itu, ia tetap tampil di tengah keramaian, menyapa dan bersalaman dengan pendukungnya tanpa mengenakan masker. Bolsonaro terekam batuk tanpa menutup mulutnya. Pada kesempatan lain, ia terlihat bersin dan menutupnya dengan tangannya tapi langsung menjabat tangan seorang perempuan tua di dekatnya.

(Baca: Baru Sepekan Hadir, WhatsApp Pay Disetop Bank Sentral Brasil)

Pada awal pandemi corona muncul, ia berpendapat tindakan yang diambil untuk menekan penyebaran virus dapat merusak banyak hal. Karena itu, Bolsonaro mengurangi isolasi wilayah atau lockdown dan mendesak dibuka kembali toko-toko dan bisnis.

Ia mengatakan ekonomi harus diprioritaskan dan cara penanganan pandemi, seperti lockdown, adalah tindakan berlebihan. Virus Covid-19 ia sebut sebagai flu ringan.

Gara-gara sikapnya tersebut, ia berselisih paham dengan gubernur negara bagian yang menerapkan pembatasan sosial dan aturan mengenakan masker di ruang publik. Bolsonaro juga mengecam pemberitaan media terkait virus corona.

Ia menyebutnya sebagai tipuan untuk menyulut histeria masyarakat. “Ini kampanye untuk melengserkan saya. Warga perlahan-lahan akan sadar bahwa mereka hanya ditipu media,” ucapnya pada Maret lalu. Sikapnya yang sangat konservatif membuat Bolsonaro dianggap sekutu dekat Presiden AS Donald Trump.

Halaman: