Peretail Inggris Berjatuhan, Marks & Spencer PHK 7.000 Karyawan

Marks & Spencer / Youtube
Ilustrasi gerai Marks & Spencer. Peretail asal Inggris ini berencana melakukan PHK terhadap 7.000 karyawannya untuk menekan kerugiannya selama pandemi corona.
Penulis: Ekarina
18/8/2020, 17.19 WIB

Peretail asal Inggris, Marks & Spencer akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.000 pekerjaan dalam tiga bulan. Perampingan karyawan ini  diharapkan dapat membantu perusahaan keluar dari krisi keuangan akibat pandemi corona dengan mengurangi biaya perusahaan. 

Selain itu, PHK ini akan mengubah bisnis setelah pandemi. Pemangkasan karyawan ini akan dilakukan di semua jaringan gerai perusahaan baik pusat, regional dan pertokoan Inggris.

Perusahaan juga berharap, pemangkasan karyawan dan program pensiun dini bisa menjadikan keuangan Marks & Spencer menjadi lebih proporsional dalam mengurangi biaya, dan memulai bisnis yang lebih tangguh. Saat ini, perusahaan tengah melakukan pembicaraan dengan staf.

Kepala eksekutif Marks & Spencer Steve Rowe mengatakan pemutusan hubungan kerja sebagai kelanjutan dari rencana bisnis yang diumumkan sebelumnya. "Belajar dari krisis, kami ingin mempercepat transformasi dan memberikan bisnis yang lebih kuat dan lebih gesit di global. Hal ini seiring dengan perubahan kebiasaan pelanggan," katanya dikutip dari The Guardian, Selasa (18/8). 

Kendati memangkas ribuan pekerja, dia juga mengatakan Marks & Spencer berharap dapat menciptakan sejumlah pekerjaan baru untuk melayani operasi lini bisnis online. Selain itu, lapangan kerja baru  juga diharapkan terbentuk pada lini pergudangan, pengiriman online Ocado untuk mulai memasok produk makanan pada 1 September.

Peretail tersebut telah meluncurkan lebih dari 500 produk baru  di gerai sebagai bagian dari migrasi sistem online yang diperluas yang akan dipasok oleh Ocado.

Penjualan makanan Marks&Spencer meningkat 2,5% dalam 13 minggu hingga 8 Agustus. Permintaan ini naik sejak beberapa pertokoandi lokasi perjalanan seperti stasiun kereta api tutup selama periode lockdown.

Penjualan pakaian dan peralatan rumah tangga merosot 38% dalam 13 minggu terakhir, karena kurangnya pertemuan sosial dan penutupan perkantoran. Hal ini menyebabkan permintaan pakaian kantor atau formal menyusut. 

Meski demikian, perusahaan mencatat penjualan Marks & Spencer  mulai meningkat secara bertahap meningkat sejak pertokoan kembali diizinkan kembali dibuka.

Pandemi corona memberi pukulan berat bagi sejumlah peretail Inggris, Sebelumnya, Debenhams juga mengungkapkan rencana serupa memangkas 2.500 pekerjanya untuk mengurangi dampak kerugian akibat Covid-19.

Dengan pemangkasan ini, artinya Debenhams telah mengurangi sepertiga dari jumlah karyawannya. PHK karyawan dilakukan terutama di beberapa gerai di Inggris dan pusat distribusi. Namun, berdasarkan informasi tidak ada gerai baru yang akan ditutup dalam waktu dekat.

Serikat pekerja gerai, Usdaw bereaksi keras terhadap berita tersebut. Mereka mengatakan PHK harus diikuti dengan prosedur hukum.

Secara hukum, PHK massal harus tunduk pada periode konsultasi. Usdaw mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan gugatan hukum atas nama-nama anggota yang terdampak.

"Kami telah dihubungi para karyawan yang mengatakan bahwa mereka diberitahukan melalui video call, tanpa konsultasi atau periode pemberitahuan yang tepat seperti yang dipersyaratkan oleh hukum," kata pengurus nasional serikat pekerja Dave Gill, dikutip dari BBC, Rabu (12/8).