Negara G20 Bakal Danai Vaksin dan Obat-obatan Covid-19 Seluruh Dunia
Para pemimpin 20 ekonomi terbesar dunia (G20) akan mengumumkan komitmen untuk mendanai distribusi vaksin virus corona, termasuk obat-obatan dan tes di seluruh dunia. Dengan begitu, tidak ada negara yang tertinggal dalam penanganan Covid-19.
Pimpinan G20 mengatakan ekonomi global mulai meningkat tetapi pemulihan belum merata dan penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, mereka berjanji untuk terus menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia untuk melindungi kehidupan, pekerjaan dan pendapatan masyarakat global.
Sejauh ini, baru Uni Eropa yang bersedia menggelontorkan dana US$ 4,5 miliar pada akhir tahun untuk memerangi Covid-19 di negara-negara miskin. "Kami akan berupaya untuk memastikan akses yang terjangkau dan adil bagi semua orang, konsisten dengan komitmen anggota untuk mendorong inovasi," ujar para pemimpin dalam draf pernyataan G20 yang dikutip dari Antara pada Minggu (22/11).
Di sisi lain, mereka mendorong bank pembangunan multilateral untuk memperkuat upaya dalam membantu negara-negara menghadapi krisis. Para pemimpin G20 bahkan meminta kreditor swasta bergabung dalam moratorium pembayaran utang, yang rencananya diperpanjang paling cepaat pertengahan 2021 atau lebih lama dari itu, serta mendukung kerangka kerja umum untuk menangani masalah utang.
Pasalnya, ada tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di Afrika dan negara-negara berkembang di kepulauan kecil. Mereka kemungkinan memerlukan keringanan utang sebagai akibat dari pandemi.
"Ada kekurangan partisipasi dari kreditor swasta, dan kami sangat mendorong mereka untuk ikut serta dengan persyaratan yang sebanding ketika diminta oleh negara yang memenuhi syarat," ujar pemimpin G20.
Negara-negara G20 juga menekankan pentingnya membangun sistem yang berkelanjutan untuk merespon kemungkinan pandemi di masa depan. Pemimpin Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah menjadi ujian berat bagi sistem kesehatan global.
Oleh karena itu, Arab Saudi yang menjadi pimpinan konferens tahun ini mengusulkan inisiatif Access to Pandemic Tools (APT), yaitu sistem yang dibangun untuk kesiapsiagaan dan respon terhadap pandemi. “Selama masa Presidensi kami, dengan dukungan dari anggota G20, kami mengusulkan inisiatif tersebut ” kata Raja Salman.
Pemimpin negara-negara lain pun memberikan tanggapan terhadap usulan tersebut. Seperti Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte yang mengatakan Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator merupakan salah satu pencapaian penting oleh anggota G20.
Sedangkan Presiden Prancis Emmanuel Macron juga setuju dengan usulan tersebut. Dia bahkan mengatakan satu-satunya respon yang efektif terhadap pandemi merupakan respon global yang terkoordinasi berdasarkan solidaritas.
Presiden Argentina Alberto Fernandez juga menyebut kerja sama dan solidaritas merupakan dua elemen kunci dalam menghadapi pandemi. Hal itu juga mencakup akses yang universal dan terjangkau terhadap vaksin virus corona.
“Kami senang dengan adanya konsensus di G20 bahwa akses terhadap vaksin COVID-19 yang efektif harus universal, adil dan terjangkau,” ujar Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam acara tersebut dilansir dari Antara pada Minggu (22/11).
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan dua hal penting dalam KTT G20, yaitu pendanaan bagi pemulihan kesehatan masyarakat global dan dukungan untuk pemulihan ekonomi dunia.
Terkait pemulihan kesehatan, Retno mengatakan bahwa Indonesi menekankan pentingnya ketersediaan vaksin untuk semua negara. Pasalnya, vaksin Covid-19 merupakan salah satu amunisi untuk mencapai pemulihan kesehatan global.
“Dunia tidak akan sehat kecuali semua negara sudah sehat. Komitmen politik G20 sangat diperlukan untuk memobilisasi pendanaan global bagi pemulihan kesehatan,” kata Retno.
Terkait dengan pemulihan ekonomi dunia, Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) telah meminta dukungan dana sebesar US$ 2,5 triliun agar negara berkembang mampu keluar dari keterpurukan ekonomi dengan memperlebar ruang fiskalnya.
“Dalam kaitan dengan ekonomi ini, Presiden sampaikan dua hal untuk dapat jadi perhatian, yaitu pentingnya bantuan untuk restrukturisasi utang untuk negara berpendapatan rendah. Restrukturisasi utang ini harus dibarengi dengan ditingkatkannya manajemen utang (sound debt management) termasuk transparansi data dan dijaganya keberlanjutan fiskal," ujarnya.
Selain itu, kata Retno, Presiden menyampaikan dukungan yang luar biasa bagi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan yang harus terus diberikan bagi negara-negara berkembang. Apabila dukungan tersebut dikurangi secara terburu-buru, pemulihan ekonomi dunia dikhawatirkan akan berjalan dalam waktu yang lama.
"Keleluasaan fiskal negara berkembang dibutuhkan untuk membiayai social safety net, mendongkrak konsumsi domestik, serta menggerakkan ekonomi kecil dan menengah," ujarnya.
Pertemuan G20 yang ke-15 pada tahun ini diselenggarakan di Kota Riyadh, Arab Saudi pada 21 hingga 22 November 2020. Turut mendampingi Presiden saat menghadiri KTT G20 secara virtual yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Sherpa G-20 Indonesia Rizal Affandi Lukman yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan