Risiko Covid-19 di Israel Turun 95% Setelah Vaksinasi Dosis Kedua

ANTARA FOTO/REUTERS/Amir Cohen/Pool/hp/cf
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersiap untuk menerima suntikan vaksin virus corona (Covid-19) di Sheba Medical Center di Ramat Gan, Israel, Sabtu (19/12/2020).
Penulis: Happy Fajrian
21/2/2021, 10.42 WIB

Israel mengklaim bahwa warganya yang telah mendapat dua kali suntikan vaksin virus corona buatan Pfizer memiliki risiko tertular Covid-19 95,8% lebih rendah. Tidak hanya itu, vaksin juga 98% efektif mencegah gejala demam atau sesak nafas, dan 98,9% efektif mencegah kematian akibat Covid-19.

Temuan tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan Kementerian Kesehatan Israel sejak 13 Februari dari warga yag telah menerima suntikan dosis kedua, dua minggu sebelumnya. Menurut data, sekitar 1,7 juta warga Israel telah menerima suntikan kedua vaksin per 30 Januari 2021.

“Sebanyak 95% warga Israel berusia 50 tahun atau lebih akan divaksinasi selama dua minggu ke depan,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti dikutip Reuters, Minggu (21/2).

Israel memiliki dorongan vaksinasi yang paling ambisius di dunia. Hanya dalam waktu dua bulan, lebih dari 4 juta warga Israel sudah divaksinasi. Jumlah itu sama dengan 40% dari total jumlah penduduk negara ini.

Padahal, Israel termasuk lambat dalam memesan vaksin Covid-19 dibandingkan Amerika Serikat, Kanada dan Jepang. Namun, negara dengan penduduk 9 juta jiwa itu masih bisa mendapatkan jutaan dosis vaksin.

Berdasarkan data Our World in Data, Israel merupakan negara yang telah melakukan vaksinasi terbanyak terhadap proporsi total penduduknya per 3 Januari 2021. Simak databoks berikut ini:

Ini karena Israel bersedia membayar mahal vaksin Covid-19, hingga dua kali dari harga pasar. Selain itu, rahasia Israel bisa mendapatkan vaksin dalam jumlah banyak yaitu karena mereka bersedia membagi rekam medis warganya kepada Pfizer.

Dengan janji pertukaran rekam medis, Pfizer akan memprioritaskan Israel dalam pengiriman vaksin Covid-19. Ini juga menjadikan Israel sebagai studi dunia nyata terbesar terhadap efektivitas vaksin Pfizer.

Populasi Israel yang hanya 9 juta jiwa mempermudah pelaksanaan vaksinasi. Sejak pandemi, sudah lebih dari 740 ribu kasus positif Covid-19 di Israel dengan jumlah pasien sembuh 688 ribu orang. Angka kematian akibat Covid-19 yang sangat rendah, yakni hanya 36 jiwa.

Profesor Allen Cheng dari Australian Technical Advisory Group on Immunisation mengatakan, apa yang akan terjadi di Israel dalam satu bulan ke depan akan memberikan gambaran kepada para ahli terkait efektivitas vaksinasi dalam mencegah transmisi virus. Ini menjadi hal yang sangat krusial untuk mencapai imunitas kelompok.

Berdasarkan laporan dari penyedia layanan kesehatan individu vaksin Pfizer menunjukkan hasil positif. Israel pun mulai mencabut pembatasan ekonomi setelah lockdown selama berminggu-minggu. Mulai hari ini sekolah dan sebagian besar toko akan diizinkan untuk buka kembali.

Kementerian kesehatan juga telah meluncurkan aplikasi "Green Pass", yang ditautkan ke file medis pribadi, yang dapat ditunjukkan oleh orang-orang yang telah sepenuhnya diinokulasi atau dianggap kebal setelah pulih dari Covid-19 untuk tinggal di hotel atau menghadiri acara budaya atau olahraga.