Singapura berencana membuka perbatasan negara pada akhir tahun ini. Alasannya, banyak negara telah meningkatkan vaksinasi Covid-19.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong berharap banyak negara memvaksinasi penduduk mereka dengan proporsi yang substansial pada akhir tahun ini. Pihaknya tengah membahas sertifikat vaksin virus corona dengan negara lain.
Sehingga ada kepercayaan untuk membuka perbatasaan internasional dan melaksanakan perjalanan dengan aman. Sejauh ini, sebagian besar negara di Asia Tenggara masih melarang perjalanan rekreasi.
Namun, sejumlah negara telah memberlakukan program perjalanan kenegaraan dan bisnis. “Mudah-mudahan akhir tahun ini atau tahun depan pintu (perbatasan) sudah bisa dibuka, kalau tidak lebih awal,” kata Lee dalam wawancara dengan BBC yang tayang pada Minggu (14/3).
Adapun Singapura telah mengendalikan situasi Covid-19 dengan beberapa kasus baru Covid-19. Selain itu, negara tersebut meluncurkan program vaksinasi.
Hingga 8 Maret 2021, negara berpenduduk 5,7 juta orang telah memberikan lebih dari 611.000 dosis vaksin. Kecepatan vaksinasi tersebut yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara yang lebih besar.
Lee pun mengatakan pemerintah akan meluangkan waktu untuk membujuk penduduknya untuk mengikuti vaksinasi. Dia menargetkan semua penduduk Singapura bisa divaksinasi pada akhir tahun.
Beberapa orang memang ragu untuk divaksinasi karena risiko infeksi Covid-19 di negara tersebut cukup rendah. Selain itu, ada kekhawatiran munculnya efek samping dari vaksin yang dikembangkan dengan cepat.
Sejauh ini Singapura menggunakan jenis vaksin virus corona dari Pfizer-BioNTech dan Moderna. Selain itu, Singapura telah menerima vaksin dari Sinovac meskipun belum ada persetujuan dari otoritas terkait.
Lee mengatakan Singapura sedang mengevaluasi vaksin tersebut. Pemeirntah akan menggunakannya jika lolos standar keamanan dan efektivitas.