Harga minyak dunia pada perdagangan kemarin, Senin (26/4), turun karena kekhawatiran melemahnya permintaan dari India, negara importir terbesar ketiga dunia akibat lonjakan kasus Covid-19.
Minyak mentah Brent turun 46 sen atau 0,7% menjadi US$ 65,65 per barel, setelah diperdagangkan pada harga terendah $ 64,57 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir turun 23 sen atau 0,4%, menjadi US$ 61,91 per barel, setelah menyentuh harga terendah US$ 60,66.
"Pasar sedang waspada. Komite teknis OPEC mengakui potensi ancaman permintaan dari situasi di India," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago, dikutip dari Reuters, Selasa (27/4
Komite teknis bersama OPEC+ mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini, tetapi khawatir tentang melonjaknya kasus COVID-19 di India dan di tempat lain, tiga sumber dari kelompok produsen mengatakan kepada Reuters.
OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan membahas kebijakan produksi pada pertemuan minggu ini.
Kelompok tersebut sepakat pada pertemuan di awal April untuk mengurangi pembatasan produksi sebesar 350.000 barel per hari (bpd) pada Mei, 350.000 bpd lagi pada Juni dan lebih lanjut 400.000 bpd pada Juli.
Lembaga konsultan FGE memperkirakan permintaan bensin di India turun 100.000 barel per hari (bpd) pada April dan lebih dari 170.000 bpd pada Mei. Total penjualan bensin India mencapai hampir 747.000 barel per hari pada Maret.
FGE memperkirakaan, permintaan solar yang mencapai 1,75 juta barel per hari dan menyumbang 40% penjualan bahan bakar olahan di India, berpotensi merosot 220.000 barel per hari pada April dan 400.000 barel per hari pada Mei.
India telah memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk membantu mengatasi lonjakan infeksi virus korona baru yang membanjiri rumah sakit. Negara-negara termasuk Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat berjanji untuk mengirim bantuan medis segera.
Di Jepang, keadaan darurat ketiga di Tokyo, Osaka, dan dua prefektur lainnya dimulai pada Minggu (25/4). Negara tersebut berusaha memerangi lonjakan kasus Covid-19.
Pasar juga terdorong lebih rendah oleh kekhawatiran berlebihnya pasokan karena berakhirnya keadaan kahar pada ekspor dari terminal Libya. Peningkatan pasokan yang diperkirakan datang dari OPEC+ menambah tekanan.
Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) mengatakan telah mencabut keadaan kahar di pelabuhan Hariga setelah menyelesaikan perselisihan mengenai anggarannya dengan pemerintah baru.
Produksi minyak Libya turun pekan lalu dari 1,3 juta barel per hari menjadi sekitar 1 juta barel per hari setelah NOC mengumumkan keadaan kahar.
Pada perdagangan kemarin pagi, harga minyak dunia turun tipis. Harga minyak Brent dijual seharga US$ 65,17/barel, menyusut 0,02% dari perdagangan sebelumnya. Sementara, minyak berjenis West Texas Intermediate (WTI) masih tak bergerak, sebab bertenggeri di posisi US$ 61,92/barel.