Belum Pulih dari Pandemi Covid-19, India Buka Taj Mahal bagi Turis

ANTARA FOTO/Rupak De Chowdhuri/nz/dj
Rupak De Chowdhuri ARSIP FOTO: Suasana bangunan bersejarah Taj Mahal di Agra, India, Minggu (23/2/2020). Taj Mahal kembali dibuka meski kasus Covid-19 di India masih tinggi.
17/6/2021, 16.13 WIB

India kembali membuka destinasi pariwisata ikonis, Taj Mahal bagi wisatawan pada Rabu (16/6 ). Langkah itu diambil meski India belum sepenuhnya pulih dari gelombang kedua pandemi Covid-19.

Dilansir Aljazeera, Taj Mahal dibuka kembali setelah India mencabut kebijakan pembatasan dalam upaya membangkitkan ekonomi. Sebelumnya, Taj Mahal ditutup pada awal April saat India memberlakukan lockdown ketat untuk menekan lonjakan kasus Covid-19.

Hakim distrik Agra Prabhu Singh mengatakan, hanya 650 pengunjung yang diizinkan masuk ke dalam bangunan Taj Mahal setiap harinya. Monumen yang berada di utara Agra ini biasanya mampu menarik 7- 8 juta pengunjung setiap tahun atau rata-rata 20 ribu orang per hari.

Sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, pengunjung tidak diizinkan untuk menyentuh makam marmer. Meski begitu, pengunjung mengaku tetap senang dapat mengunjungi Taj Mahal.

“Saya sangat senang bisa melihatnya, ini luar biasa,” kata turis Brasil, Melissa Dalla Rossa, dikutip dari Aljazeera pada Kamis (17/6).

Simak Databoks berikut: 

Seorang penjaga toko, Lucky Feizan, menyampaikan, lockdown berdampak luar biasa bagi kehidupannya. Pasalnya, pria berusia 20 tahun ini sangat bergantung pada Taj Mahal sebagai mata pencahariaan mereka. "Ini baru gelombang kedua Covid-19. Bila ada gelombang ketiga, saya selesai,” katanya.

Sementara itu, Negara Bagian Uttar Pradesh, tempat Agra berada, pada Rabu (16/6) melaporkan 270 infeksi baru dalam semalam dan 56 kematian. Ini adalah salah satu negara bagian yang paling terpukul di India dalam hal total kasus Covid-19.

Monumen-monumen lain yang dilindungi federal, termasuk Benteng Merah New Delhi dan Qutub Minar, juga dibuka kembali untuk turis pada Rabu (16/6), bahkan ketika bel alarm berbunyi di negara terpadat kedua di dunia atas kebangkitan kerumunan di kota-kota besar yang mengancam akan memicu lonjakan infeksi lainnya.

Sementara itu, media India melaporkan kemacetan lalu lintas dan lonjakan wisatawan minggu ini ke stasiun bukit utara Shimla, yang terkenal dengan pemandangan indah puncak Himalaya yang tertutup salju. Hal ini semakin meningkatkan kekhawatiran tentang penyebaran virus.

Sementara itu, pembatasan juga telah dilonggarkan di Mumbai, Bengaluru, Chennai dan kota-kota lain dengan penurunan infeksi baru. Namun, pihak berwenang masih memperingatkan orang-orang untuk memakai masker dan menjaga jarak.

Kementerian kesehatan India pada hari Rabu melaporkan, sebanyak 62.224 infeksi Covid-19 baru dalam satu hari, angka terbilang rendah jika dibandingkan dengan bulan Mei yang bisa mencapai 400.000 kasus per hari.

Total kasus Covid-19 di negara Asia Selatan itu sekarang mencapai 29,63 juta, sementara total kematian mencapai 382 ribu. Data menunjukkan, jumlah kematian di India bertambah 2.330 orang pada Kamis (17/6).

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi