Studi: Suntikan Booster Sinovac Lebih Efektif daripada Dicampur Pfizer

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Sebuah vaksin COVID-19 Sinovac beserta jarum suntiknya.
Penulis: Happy Fajrian
21/8/2021, 10.56 WIB

Hasil penelitian di Turki menunjukkan bahwa orang yang telah mendapatkan dosis lengkap vaksin virus corona (Covid-19) buatan Sinovac dapat meningkatkan kekebalannya lebih efektif dengan suntikan booster vaksin yang sama alih-alih mencampurnya dengan vaksin Pfizer.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 30 juta warga Turki mengindikasikan tingkat perlindungan tertinggi diraih oleh orang yang mendapatkan tiga dosis vaksin yang berbasis virus tidak aktif/mati.

“Tingkat perlindungan yang diraih lebih tinggi dibandingkan mereka yang telah mendapatkan dua dosis vaksin tersebut kemudian di-booster menggunakan vaksin yang berbasis mRNA,” kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca, seperti dikutip dari Nikkei Asia pada Sabtu (21/8).

Koca tidak menyebutkan secara spesifik merek vaksin yang dia maksud. Namun saat ini vaksin yang berbasis virus mati yang digunakan di Turki adalah vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech, sedangkan vaksin mRNA merujuk pada vaksin buatan Pfizer dan BioNTech.

Sebagian besar warga Turki lebih memilih menyuntikkan penguat menggunakan vaksin Pfizer karena diyakini lebih efektif. Pasalnya, vaksin Pfizer memang memiliki efikasi hingga 95%, sedangkan Sinovac hanya 51%.

Namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suntikan booster menggunakan vaksin yang sama lebih efektif meningkatkan perlindungan. Simak rasio penduduk yang telah divaksinasi penuh secara global pada databoks berikut:

Sebelumnya otoritas kesehatan Turki dan sejumlah negara lainnya telah merekomendasikan kepada orang yang telah divaksinasi lengkap menggunakan vaksin berbasis virus mati, seperti Sinovac, agar mendapatkan penguat menggunakan vaksin mRNA, dalam hal ini Pfizer.

“Tiga dosis vaksin yang sama sangat penting. Orang-orang di seluruh dunia akan mempelajari data ini untuk pertama kalinya, dan mungkin akan mengubah kebijakan vaksinasi di berbagai negara,” kata Koca.

Dia menambahkan bahwa peneliti yang melakukan penelitian ini akan segera mempublikasikan jurnal ilmiah untuk menjelaskan hasil penelitiannya secara lengkap.

Sebagai informasi, Turki telah menerima puluhan juta dosis vaksin Sinovac sejak awal tahun ini dan menyuntikkannya kepada masyarakat secara luas. Turki juga mendapatkan vaksin Sputnik V buatan Rusia dalam kuantitas kecil.

Vaksin buatan Pfizer datang pada bulan Maret dan Turki meningkatkan pengadaannya mulai Juni lalu. Banyak warga Turki yang memburu vaksin Pfizer sebagai suntikan penguat.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan