Joe Biden Peringatkan Potensi Serangan Teroris Susulan di Afganistan

ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner/AWW/sa.
Presiden Joe Biden bersumpah akan memburu siapa pun yang terlibat dalam serangan di Bandara Kabul, Afganistan pada Kamis (26/8).
Penulis: Agustiyanti
29/8/2021, 09.49 WIB

Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan, serangan teroris di Bandara Kabul, Afganistan sangat mungkin kembali terjadi dalam 24-36 jam ke depan. Kedutaan Besar AS di Kabul telah mengeluarkan peringatan keamanan.

Pernyataan Biden pada Sabtu sore waktu setempat muncul beberapa jam setelah Pentagon mengatakan dua target "berprofil tinggi" ISIS tewas dan satu lagi terluka dalam serangan pesawat tak berawak AS di Afganistan. Ini merupakan langkah pembalasan menyusul serangan teroris yang menewaskan 13 anggota militer AS dan sedikitnya 170 lainnya di luar bandara pada Kamis (26/8). 

"Serangan ini bukan yang terakhir," kata Biden dalam pernyataannya dikutip dari CNN, Minggu (29/8). 

Biden bersumpah  akan memburu siapa pun yang terlibat dalam serangan keji itu dan membuat mereka membayar. "Situasi di lapangan terus menjadi sangat berbahaya, dan ancaman serangan teroris di bandara tetap tinggi," kata Biden. 

Ia telah meminta para komandan untuk mengambil tindakan yang mungkin untuk memprioritaskan perlindungan pasukan. Pentagon membahas serangan pesawat tak berawak pada hari sebelumnya. Wakil Direktur Staf Gabungan untuk Operasi Regional Pentagon Hank Taylor memastikan dua target utama ISIS tewas, satu terluka, dan tidak ada korban sipil.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan target serangan  adalah  perencana dan fasilitator ISIS. 

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN bahwa salah seorang target Pentagon,  terkait dengan potensi serangan yang akan datang di bandara. Orang tersebut berada di sebuah kompleks di daerah Jalalabad dan terus bereda dalam pengawasan AS. Sumber mengklaim serangan pesawat tak berawak baru dilakukan setelah memastikan istri dan anak-anaknya target pergi. 

Dua serangan bom terjadi di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afganistan, Kamis (26/8). Serangan  tersebut menewaskan setidaknya 60 warga sipil serta 13 tentara Amerika Serikat (AS) yang tengah melakukan misi evakuasi. Korban jiwa dipastikan akan terus bertambah mengingat banyaknya warga yang mengalami luka parah.

Serangan bom memakan banyak korban jiwa karena terjadi di tengah lautan manusia yang menunggu proses evakuasi untuk keluar dari Afganistan. Reuters melaporkan serangan bom pertama terjadi di Abbey Gate, yang dijadikan titik awal evakuasi oleh tentara AS dan koalisinya.

Beberapa menit setelah bom pertama meledak, guncangan bom juga terjadi di Hotel Baron yang terletak sekitar 200 meter dari Abbey Gate.  Guncangan bom di Abbey Gate diikuti oleh serangan tembakan dari sejumlah pria bersenjata ISIS yang berada di sekitar bandara.

Saat ini, sekitar 5.800 tentara AS tengah melakukan misi evakuasi di bandara Kabul. Diperkirakan sudah ada 104.000 warga sipil yang sudah meninggalkan Afganistan termasuk 66.000 warga AS setelah kelompok Taliban mengambil alih pemerintahan negara tersebut pada 15 Agustus lalu. Sekitar 1.000 warga AS diperkirakan masih berada di Afganistan. Sesuai deadline, tentara AS akan menarik pasukan pada 31 Agustus mendatang dan mengakhiri 20 tahun keberadaan mereka di Afganistan.