Nasib perempuan Afganistan sebagai kaum minoritas di negaranya bergantung pada kepedulian komunitas internasional untuk mendorong Taliban mengembalikan hak-hak asasi mereka.
Pertemuan antara AS dan Taliban membahas masalah keamanan dan terorisme, partisipasi perempuan, bantuan bagi Afganistan, dan akses dana bank sentral Afganistan.
Di bawah Taliban, rencana Lima untuk melanjutkan pendidikan tinggal angan-angan. Berharap dunia internasional menekan pemerintah Afganistan untuk memenuhi hak-hak rakyatnya.
Taliban tidak mengizinkan remaja perempuan untuk mengenyam pendidikan di sekolah menengah. Namun, mereka masih mengizinkan anak perempuan untuk belajar di sekolah dasar.
Taliban membentuk pemerintahan baru, yang antara lain diisi oleh rekan pendiri gerakan militan Islam sebagai perdana menteri dan seorang buronan yang masuk dalam daftar teroris AS sebagai mendagri.
Taliban dan PBB melakukan pertemuan pada Minggu (6/9) untuk membahas bantuan bagi rakyat Afganistan yang sedang menghadapi krisis kemanusiaan akibat kekeringan parah dan ekonomi yang runtuh.