Cadangan Emas Venezuela Turun 3 Ton Dalam 6 Bulan, Dijual Demi Cash

ANTARA FOTO/REUTERS/Miraflores Palace/Handout /WSJ/dj
HIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. Presiden Venezuela Nicolas Maduro menghadiri parade Hari Kemerdekaan di Karakas, Venezuela, Minggu (5/7/2020). Cadangan emas Venezuela terus turun karena digunakan sebagai sumber penerimaan negara.
Penulis: Maesaroh
8/9/2021, 15.16 WIB

Cadangan emas Venezuela turun tiga ton pada semester I tahun 2021. Cadangan emas mereka terus turun karena Presiden Nicolas Maduro menjual emas tersebut untuk digunakan sebagai sumber penerimaan negara.

Dilaporkan Reuters, penjualan emas selama enam bulan terakhir bahkan membuat Venezuela kini hanya memiliki cadangan emas sebanyak 83 ton, terendah sejak 50 tahun terakhir.

Angka ini merupakan sebuah kemunduran besar mengingat Venezuela  dulu dikenal sebagai negara yang memiliki cadangan emas dalam jumlah besar . Cadangan emas negara berpenduduk 29 juta jiwa tersebut selalu berada di atas 300 ton sekitar sepuluh tahun lalu.

Tahun lalu, Venezuela juga harus merelakan 19 ton cadangan emas mereka karena penerimaan negara yang terus anjlok.
Secara nominal, cadangan emas Venezuela pada akhir Juni 2021 mencapai US$4,9 miliar. Padahal 2011 silam, cadangan emas mereka masih menembus US$14,8 miliar.

Pihak oposisi mencurigai jika batangan emas mereka sudah dikirim ke Mali dan Uni Emurat Arab untuk ditukar dengan uang tunai. 

Venezuela yang dulu dikenal negara kaya raya karena minyaknya sudah kolaps selama bertahun-tahun karena krisis ekonomi dan politik. Krisis ekonomi mereka dipicu anjloknya harga minyak pada tahun 2014 di mana harga minyak dunia turun dari US$100/barel menjadi hanya US$40/barel. 

Venezuela kemudian terjerembab ke dalam hiperinflasi karena ketidakmampuan negara tersebut memenuhi kebutuhan masyarakatnya, seperti tisu toilet. Kondisi ini pun memicu krisis sosial seperti kriminalitas dan hengkangnya jutaan warga Venezuela dari negara tersebut.

Negara beribukota di Caracas tersebut pun kemudian harus pontang panting mencari sumber pendapatan setelah harga minyak turun tidak juga naik. 
Saat krisis ekonomi memburuk pada 2015,  pemerintah Venezuela mulai menggunakan cadangan emas sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman bank-bank internaisonal.

Krisis ekonomi  yang berkepanjangan di negara tersebut diperparah dengan krisis politik. Krisis bermula dari langkah Presiden Maduro yang mendeklarasikan "Darurat Ekonomi" pada 2016 yang secara tidak langsung memperluas wewenangnya. 

Pada 2017, Maduro bahkan membentuk legislatif baru. Keputusan inilah yang kemudian membuat Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Venezuela karena Maduro dianggap diktator.  Sanksi ekonomi AS sangat berpengaruh terhadap penerimaan Venezuela karena mereka tidak bisa menjual minyak ke AS.

Krisis politik terus berlanjut dan puncaknya pada tahun 2018 saat Maduro terpilih kembali sebagai presiden.  Meskipun resmi dilantik sebagai presiden pada awal 2019 tetapi kemenangannya tidak diakui kelompok oposisi yang dipimpin Juan Guaido.Maduro pun kemudian terus digoyang unjuk rasa  hingga percobaan kudeta.

Pada pertengahan tahun lalu, Venezuela juga berseteru dengan Inggris terkait cadangan emasnya. Pemerintah Inggris menyita sekitar 30 ton emas Venezuela yang disimpan di Bank of England. Venezuela membutuhkan emas itu untuk mmebiayai penanganan Cvid-19 tetapi Inggris menolaknya karena menganggap pemerintahan Maduro tidak sah.