Kasus Covid-19 Naik, Kota-Kota di Cina Keluarkan Larangan Perjalanan

ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang/hp/cf
Tingshu Wang Para turis berjalan melewati jam layar raksasa yang memperingati 100 tahun pendirian Partai Komunis China, di Bandara Internasional Daxing Beijing pada hari libur pertama Hari Buruh, di Beijing, China, Sabtu (1/5/2021).
16/9/2021, 09.50 WIB

Lonjakan kasus Covid-19  yang terjadi di Provinsi Fujian menjadi kekhawatiran besar pemerintah Cina, Sejumlah kota di negara tersebut pun mengeluarkan peringatan perjalanan menjelang liburan Hari Nasional Cina untuk mengurangi penyebaran virus.

Dalam lima hari terakhir, Fujian telah melaporkan  152 kasus lokal.  Meskipun semua kasus lokal baru sejak 10 September hanya  dilaporkan dari Provinsi Fujian, namun otoritas Kota Jilin, Maoming, dan Guangzhou menyarankan penduduknya agar tidak melakukan perjalanan yang tidak penting ke luar provinsi.

Hari Nasional Cina yang jatuh pada 1 Oktober merupakan perayaan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Umumnya libur berlangsung tiga hari namun biasanya diperpanjang untuk mengkompensasi hari kerja di weekend.

Hari libur tersebut kerap dinamai "Golden Week" dan menjadi hari libur terbesar kedua di Cina setelah tahun  baru. 
Ratusan juta masyarakat Cina biasanya bepergian pada hari libur tersebut yang bisa berdampak pada penyebaran Covid-19.

Kota Chifeng dan Hohhot di Wilayah Otonomi Mongolia Dalam juga menyarankan penduduk untuk tetap tinggal selama liburan. Sementara Kota Xian di Provinsi Shaanxi mengimbau warga untuk tidak meninggalkan kota untuk alasan yang tidak perlu.

Komisi Kesehatan Nasional Cina pada Rabu (15/9) mengatakan, ada 50 kasus baru yang ditularkan secara lokal pada Selasa (14/9), lebih sedikit dibandingkan dengan 59 kasus yang tercatat pada sehari sebelumnya. Semua kasus berada di Fujian.

“Itu menjadikan jumlah total infeksi lokal di tiga kota di Fujian, yakni Putian, tempat wabah dimulai, Xiamen, dan Quanzhou menjadi 152,” kata Komisi tersebut, seperti dilansir Reuters.

Media pemerintah setempat melaporkan pada Senin (13/9), sekitar 30.000 orang melakukan perjalanan dari Putian ke provinsi lain mulai 26 Agustus hingga 10 September. Hal ini menimbulkan kekhawatiran penularan. Terlebih, Cina baru mengklaim berhasil mengendalikan penyebaran virus corona varian Delta pada Agustus lalu.

 Zeng Shidian, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kota Wenzhou, Provinsi Zhejiang, mengungkapkan ada risiko penularan tinggi di kotanya setelah melihat beberapa kasus impor dari Putian dan daerah lain di Fujian menyusul pergerakan orang dan barang.

Otoritas kota Wenzhou mendesak penduduk Wenzhou untuk tidak bepergian ke Fujian selama liburan mendatang. Pada Selasa (14/9), kota tersebut menyatakan akan menutup seluruh tempat hiburan dalam ruangan selama setengah bulan.

Mengutip World O Meter, secara nasional total kasus Covid-19 di Cina pada mencapai 95.413 pada Rabu (15/9) dengan 4.636 angka kematian.

 Terakhir kali kasus Covid-19 mengalami lonjakan di Cina adalah pada Juli-Agustus. Lonjakan membuat pemerintah memperketat pembatasan mobilitas di beberapa kota.

Kebijakan ini turut menghantam sektor pariwisata, perhotelan, dan transportasi serta secara signifikan sekaligus memperlambat pertumbuhan penjualan ritel.

Ekonom senior Cina di Capital Economics Julian Evans-Pritchard mengatakan, sektor jasa Cina diperkirakan akan rebound kuat mulai Agustus. Namun, upaya untuk menahan lonjakan kasus di Fujian akan mengganggu musim liburan mendatang  mengingat periode tersebut merupakan masa penting untuk meningkatkan konsumsi atau belanja masyarakat.

“Juga akan ada risiko gangguan baru pada rantai pasokan karena Fujian merupakan pusat perdagangan utama,” kata Pitchard dikutip dari Reuters, Kamis (16/9).

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi