Otoritas kesehatan Kongo Timur memulai program vaksinasi ebola setelah kematian balita berusia dua tahun akibat penyakit tersebut.
Seperti dilansir dari Reuters, balita tersebut meninggal pekan lalu di sebuah klinik di kota Beni, wilayah langganan episentrum ebola sejak 2018. Menurut catatan, setidaknya 200 orang meninggal dan 1.000 lainnya terinfeksi ebola di Beni. Balita tersebut berasal dari komunitas yang sama di mana tiga anggota keluarga meninggal pada September setelah mengalami gejala mirip ebola, seperti muntah dan diare.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, pengurutan gen lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan apakah kasus terbaru berkaitan dengan wabah sebelumnya atau berasal dari sumber baru. Ebola bertahan di air mani selama berbulan-bulan pasca pemulihan. Hal itu menyebabkan serangan sporadis Ebola akan lebih mudah dikendalikan bila dicegah lebih awal.
“Petugas sedang mengawasi lebih dari 170 kontak erat, sementara 200 dosis vaksin telah dikirimkan ke Beni,” kata WHO dikutip dari Reuters, Jumat (15/10).
Vaksin yang digunakan adalah rVSV-ZEBOV produksi Merck untuk diberikan kepada kontak erat korban meninggal dunia.
Direktur WHO untuk Afrika Matshidio Moeti menyebut vaksin dapat membantu membangun dinding perlindungan, memutus mata rantai penularan, mencegah kemungkinan wabah yang lebih besar dan menyelamatkan banyak nyawa.
“Ebola adalah virus jahat dan mematikan yang dapat menular secara agresif dan cepat," katanya.
WHO mengatakan, sekitar seribu dosis vaksin Ebola (rVSV-ZEBOV) telah dikirim ke kota timur Goma untuk didistribusikan, dan Kinshasa jika diperlukan.
Sementara itu, pemerintah di Kinshasa mengumumkan kembalinya penyakit di timur negara tersebut pada 8 Oktober lalu. Sebelumnya, pada awal Mei, RD Kongo mengumumkan akhir dari wabah Ebola ke-12, di mana 12 kasus dilaporkan, dengan enam kematian dan ratusan orang divaksinasi.
Penyakit ini muncul kembali pada Februari di daerah Kivu Utara yang antara Agustus 2018 dan Juni 2020 mengalami wabah Ebola terbesar dalam sejarah RD Kongo dengan 3.470 infeksi dan 2.287 kematian.
Ebola adalah demam berdarah virus yang pertama kali diidentifikasi di Afrika tengah pada tahun 1976. Penyakit ini dinamai sebuah sungai di RD Kongo, yang kemudian dikenal sebagai Zaire. Virus ini menular melalui cairan tubuh, dengan gejala utama demam, muntah, pendarahan dan diare.