Indonesia dan Uni Eropa Bahas 14 Isu Dalam Perundingan IEU-CEPA

garuda.cargo/instagram
Garuda Indonesia melalui lini bisnis kargo, mendukung pengangkutan komoditas ekspor nasional menuju sejumlah negara importir seperti Hong Kong, China, Australia dan Singapura.
16/11/2021, 10.08 WIB

Indonesia dan Uni Eropa sukses membahas 14 isu perdagangan dan investasi dalam pekan pertama putaran ke-11 Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) pada Jumat (12/11). 

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan seluruh rangkaian putaran ke-11 perundingan IEU–CEPA sendiri berlangsung secara hibrida pada 8–19 November 2021. Adapun pekan kedua perundingan putaran ke-11 akan berlanjut mulai Senin (15/11). Kedua belah pihak sepakat menjajaki pertemuan intersesi sebelum tahun 2021 berakhir.

"Kedua pihak sepakat untuk mendorong penyelesaian perundingan secepatnya, dan memberikan mandat kepada para negosiator untuk memperoleh kemajuan pada putaran ke-11 ini,” kata Djatmiko dalam keterangan resminya, Senin (15/11).

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Ketua Kelompok Perunding Indonesia Iman Pambagyo, sedangkan Ketua Perunding EU adalah Directorate General for Trade, European Commission Filip Deraedt.

Iman mengatakan, di tengah situasi pandemi Covid-19, kedua pihak tetap berupaya untuk mencapai kemajuan dalam perundingan, terutama untuk isu-isu yang bersifat teknis dan hampir mencapai kesepakatan. Pada putaran ini, kedua pihak berhasil menyepakati secara teknis isu sanitasi and fitosanitas atau karantina tumbuhan terhadap komoditas pertanian.

Secara umum, kedua pihak juga mencapai kemajuan dalam pembahasan teks berbagai isu yang dibahas. Terdapat 14 isu yang dirundingkan pada perundingan putaran kali ini, yaitu perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, kompetisi, ketentuan asal barang, hambatan teknis perdagangan.

Kemudian, sanitasi dan fitosanitasi, instrumen pengamanan perdagangan, perdagangan dan pengembangan berkelanjutan, usaha kecil menengah, dan kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas.

Juga, pengadaan pemerintah, penyelesaian sengketa, serta transparansi dan good regulatory practice.

Perundingan putaran ke-11 ini merupakan kelanjutan perundingan putaran ke-10 yang diselenggarakan secara virtual pada 22 Februari–5 Maret 2021. Perundingan Putaran ke-11 seharusnya diselenggarakan pada bulan Juli 2021, namun tertunda karena lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Perundingan IEU-CEPA telah diluncurkan pada 18 Juli 2016 dan merupakan perundingan perjanjian dagang bilateral paling komprehensif yang dilakukan Indonesia dengan negara mitranya. Implementasi IEU-CEPA yang didukung dengan UU Cipta Kerja diharapkan dapat meningkatkan akses pasar barang, jasa, investasi, serta meningkatkan perekonomian Indonesia yang berdaya saing.

Sebagai informasi, Uni Eropa adalah tujuan ekspor dan asal impor non migas terbesar ketiga bagi Indonesia pada 2020. Nilai total perdagangan Indonesia-Uni Eropa mencapai US$ 25,5 miliar (Rp 362 triliun) dengan nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa sebesar U$ 14,4 miliar (Rp 204 triliun) dan impor Indonesia dari Uni Eropa US$ 11,1 miliar (Rp 157 triliun).

Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Uni Eropa pada 2020 adalah minyak kelapa sawit dan pecahannya, industrial monocarboxylic fatty acids, alas kaki dengan solkaret, plastik, kulit, maupun kain, serta karet alam.

Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari Uni Eropa pada 2020 adalah obat-obatan, peralatan mesin untuk mencuci piring, perangkat listrik untuk jaringan telepon, jet turbo, pendorong turbo, dan turbin gas lainnya, serta instrumen dan aplikasi untuk keperluan medis, operasi, gigi, maupun kedokteran hewan.

 
 
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi