Eropa Diguncang Demo Anti Lockdown-Wajib Vaksinasi, Kerusuhan Meluas

polizei_im_bild Polizei O?sterreich/instagram
Kepolisian Austria melakukan operasi 2-G kepada pengendara mobil. Operasi dilakukan untuk memastikan masyarakat yang sudah vaksin yang bisa beraktivitas di sejumlah tempat seperti bar dan restoran.
22/11/2021, 10.02 WIB

Kerusuhan terjadi di beberapa negara Eropa terkait pemberlakuan aturan penguncian baru di tengah meningkatnya kasus Covid-19. Aksi protes pembatasan mobilitas juga terjadi di sebagian besar Eropa mulai dari Austria, Belanda, Kroasia, Prancis hingga Italia.

Polisi dan pengunjuk rasa bentrok di jalan-jalan Brussels pada hari Minggu (21/11) dalam demonstrasi atas pembatasan Covid-19 yang diberlakukan pemerintah. Polisi menembakkan meriam air dan gas air mata ke demonstran yang melemparkan batu dan bom asap.

Dikutip dari Reuters, polisi menyebut ada sekitar 35 ribu orang ambil bagian dalam demonstrasi, yang dimulai dengan damai sebelum kekerasan membuat unjuk rasa menjadi rusuh.

Para pengunjuk rasa yang mengenakan tudung hitam melemparkan batu ke arah polisi saat mereka maju dengan meriam air di persimpangan utama di depan markas besar Komisi Uni Eropa.

Di depan garis polisi, para pengunjuk rasa berpegangan tangan dan meneriakkan 'kebebasan'.

Para pengunjuk rasa juga melemparkan bom asap dan kembang api. Kemudian, situasi kembali menjadi tenang.

Sebagai informasi, Belgia memperketat pembatasan virus corona pada hari Rabu (17/11).

Pemerintah negara tersebut mengamanatkan penggunaan masker yang lebih luas dan mengimbau warga untuk bekerja dari rumah rumah setelah kasus meningkat dan memasuki gelombang ke-empat Covid-19.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sangat khawatir terkait meningkatnya kasus virus corona di Eropa.

Direktur regional WHO, Dr Hans Kluge mengatakan bahwa, setengah juta lebih banyak kematian akan dicatat pada musim semi berikutnya, kecuali tindakan pembatasan diperketat di seluruh Eropa.

 "Covid-19 sekali lagi menjadi penyebab kematian nomor satu di wilayah kami. Kami tahu apa yang perlu dilakukan untuk melawan virus, seperti vaksinasi dan memakai masker," kata Hans dikutip dari BBC, Senin (22/11).

Selain Belgia, kerusuhan terjadi di sejumlah kota di Belanda seiring warga yang melakukan aksi demonstrasi untuk menolak penguncian wilayah atau lockdown secara total maupun sebagian di negara tersebut.

Aksi protes juga dilakukan untuk menolak kebijakan paspor vaksin Covid-19 atau "corona pass".

Lonjakan kasus Covid-19 mendorong pemerintah Belanda untuk melarang warga yang belum divaksin datang ke bar, restoran, dan sejumlah tempat publik lainnya.

Belanda hanya mengizinkan warga yang sudah mendapat vaksinasi penuh atau baru sembuh dari Covid-19.

 Pemerintah Belanda juga dilaporkan menerapkan kebijakan paspor vaksin Covid-19 atau "corona pass" dan melarang acara kembang api pada malam pergantian tahun.

Saat ini, Belanda telah menerapkan penguncian wilayah sebagian (partial lockdown) yang telah berlangsung selama tiga pekan.

Ratusan warga Belanda memprotes kebijakan pengetatan pembatasan Covid-19 di Rotterdam dan Den Haag.

Aksi tersebut berakhir rusuh dengan demonstran yang melempari polisi dengan kembang api dan batu, serta membakar mobil polisi.

Puluhan ribu orang juga melakukan unjuk rasa di ibu kota Austria, Wina, setelah pemerintah mengumumkan penguncian nasional baru.

Pemerintah setempat juga berencana untuk membuat vaksinasi menjadi wajib pada Februari 2022.  Austria adalah negara Eropa pertama yang membuat vaksinasi sebagai persyaratan hukum.

 Di Kroasia, ribuan pengunjuk rasa berbaris di ibu kota, Zagreb, untuk menunjukkan kemarahan mereka pada aturan wajib vaksinasi bagi pekerja sektor publik.

Sementara di Italia, beberapa ribu pengunjuk rasa berkumpul di tempat balap kereta Circus Maximus kuno di Roma untuk menentang kewajiban sertifikat 'Green Pass' di tempat kerja, tempat umum dan di transportasi umum.

Di samping itu, pihak berwenang Prancis mengirim lusinan petugas polisi lagi untuk meredakan kerusuhan di pulau Guadeloupe di Karibia, sebuah departemen luar negeri Prancis.

Kerusuhan yang terjadi melibatkan para penjarah yang mengobrak-abrik puluhan toko dan membakar pertokoan saat melakukan protes.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin mengatakan bahwa beberapa yang terlibat dalam kerusuhan menggunakan peluru tajam untuk melawan penegakan hukum, dan menjanjikan tanggapan tegas bagi mereka yang melakukan kekacauan publik.

 Saat ini, Brasil melaporkan 5.126 tambahan kasus dan 72 kematian baru. Sedangkan, tes Covid yang dilakukan di Inggris dan melacak pengeluaran lebih dari 1 juta pundsterling sehari untuk konsultan.

Kemudian, Perancis melaporkan 19.749 kasus baru dan 15 kematian, Polandia mencatat 18.883 kasus baru dan 41 kematian.

Sementara itu, Italia melaporkan 9.709 infeksi Covid baru dan 46 kematian, dan Inggris melaporkan 40.004 kasus baru dan 61 kematian baru.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi