Pemerintah Indonesia bisa memahami sepenuhnya kekecewaan pemerintah Afrika Selatan atas langkah Indonesia dan sejumlah negara lain yang menutup pintu bagi kedatangan warga negara asing (WNA) dari sejumlah negara Afrika.
Seperti diketahui, mulai 29 November, Indonesia menutup pintu sementara bagi kedatangan warga dari sejumlah negara di Afrika. Langkah tersebut diambil sebagai upaya pencegahan menyebarnya varian baru Covid-19 Omicron.
"Mereka menyesalkan ini. Kita sangat pahami itu karena kita kan juga sama seperti mereka," tutur Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani, saat media briefing, Senin (6/12).
Dia mengingatkan apa yang dilakukan Indonesia semata-mata untuk mencegah penyebaran Omicron.
Abdul Kadir juga berharap penyebaran kasus Omicron bisa ditekan sehingga Indonesi bisa kembali membuka perbatasan bagi warga Afrika Selatan.
"Semua langkah ini terpaksa, hanya untuk sementara waktu. Kita berharap ini segera berakhir," ujarnya.
Sebagai informasi, Indonesia telah melarang kedatangan warga asing yang baru bepergian dari 11 negara Afrika serta Hong Kong, efektik sejak Senin (29/11).
Ke-11 negara tersebut adalah Afrika Selatan, Botswana, Angola, Zambia, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, Malawi, dan Hong Kong.
Indonesia adalah satu dari banyak negara yang telah menutup pintu masuk bagi pelawat dari Afrika. Langkah serupa dilakukan oleh Filipina, nggris, Australia, dan Uni Eropa.
Dilansir dari BBC, pada pidatonya pada Minggu (28/11), Cyril Ramaphosa mengatakan tidak ada dasar ilmiah untuk melarang perjalanan, dan bahwa Afrika Selatan adalah korban diskriminasi.
"Satu-satunya efek larangan perjalanan ialah semakin mencederai ekonomi negara-negara terdampak dan mengurangi kemampuan mereka untuk merespons, dan memulihkan diri dari, pandemi," ujarRamaphosa, dikutip dari BBC.
Dia meminta negara-negara yang sudah melarang perjalanan untuk membatalkan keputusan tersebut.
Afrika Selatan merupakan salah satu episentrum dari Omicron.
Menyusul merebaknya Omicron, perwakilan Indonesia di negara tersebut mengatakan, hingga kini, belum ada satupun warga negara Indonesia (WNI) yang dilaporkan terinfeksi varian tersebut.
"Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada WNI yangg terlapor terpapar Omicron, mudah-mudahan tidak ada, WNI yang terlapor terpapar Omicron," kata Salman Al Farisi, Duta Besar RI untuk Afrika Selatan merangkan Kerajaan Lesotho, Eswatini, dan Botswana, kepada Katadata, Kamis malam (2/12).
Setidaknya terdapat 250 WNI yang kini tinggal di Afrika Selatan. Kendati belum ditemukan kasus Omicron pada WNI, perwakilan Indonesia di sana menyiapkan sejumlah antisipasi.
Di antaranya dengan meneydiakan saluran telpon hotline untuk pengaduan ataupun permintaan bantuan.
"KBRI Pretoria telah menyampaikan himbauan untuk selalu hati-hati dan disiplin dengan protokol kesehatan. Kami juga telah memberikan saluran telepon hotline sekiranya WNI memerlukan bantuan," tambah Salman.