Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kembali melobi pemerintah Cina untuk menyelidiki asal usul Covid-19. Ini merupakan topik kontroversial yang memicu ketegangan antara Negeri Panda dengan negara-negara barat.
Pada Sabtu (5/2) bos WHO mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang untuk membahas perlunya usaha agresif VaccinEquity tahun ini untuk memvaksinasi 70% dari total papilasi dunia.
“Kami juga membahas perlunya kolaborasi yang lebih kuat untuk mencari asal usul virus Covid-19 yang berakar pada sains dan bukti,” kata Tedros seperti dikutip dari Reuters pada Minggu (6/2).
WHO tahun lalu membentuk Scientific Advisory Group on the Origins of Novel Pathogens (SAGO) dan meminta Cina untuk menyediakan data mentah untuk membantu penyelidikan baru. WHO menyebut SAGO kemungkinan kesempatan terakhir dunia untuk mengusut asal-usul virus corona.
Pemerintah Cina menolak permintaan tersebut dengan alasan aturan privasi pasien. Beijing secara konsisten membantah tuduhan bahwa virus itu bocor dari laboratorium spesialis di kota Wuhan, tempat Covid-19 pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019.
Sebuah studi bersama oleh Cina dan WHO yang diterbitkan tahun lalu mengesampingkan teori bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium. Hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa virus itu menginfeksi manusia secara alami, mungkin melalui perdagangan satwa liar.
Maria van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, menyuarakan harapan bahwa akan ada misi internasional lebih lanjut yang dipimpin WHO ke Cina yang akan melibatkan kerja sama negara itu.
Dia mengatakan bahwa dibutuhkan lebih dari tiga lusin studi untuk membuktikan hipotesis bahwa virus berpindah dari spesies hewan ke manusia.
Duta besar Cina untuk PBB di Jenewa, Chen Xu, mengatakan bahwa kesimpulan dari studi bersama itu sudah cukup jelas. Dia juga menambahkan bahwa karena tim internasional telah dikirim ke Cina dua kali, sudah waktunya untuk mengirim tim ke negara lain.
"Saya percaya bahwa jika kita akan melanjutkan penelitian ilmiah, saya pikir itu harus menjadi upaya bersama berdasarkan sains, bukan oleh badan intelijen. Jadi jika kita akan membicarakan apapun, kita melakukan seluruh bisnis dalam kerangka SAGO," kata Chen.
November lalu, Cina mengatakan laporan intelijen AS yang tidak diklasifikasikan yang mengatakan masuk akal bahwa pandemi itu berasal dari laboratorium tidak ilmiah dan tidak memiliki kredibilitas.