Tim penyelamat menemukan puing pesawat Boeing 737-800 dari maskapai China Eastern Airlines yang jatuh di pegunungan Guangxi, Cina Selatan, pada Selasa (22/3). Media pemerintah melaporkan penemuan sisa-sisa kartu identitas dan dompet yang terbakar. Namun, hingga saat ini belum ada penemuan jenazah korban.
Puing pesawat yang membawa 132 penumpang itu hangus terbakar setelah kecelakaan, Senin (21/3). Penerbangan sedang melakukan perjalanan dari Kunming ke Guangzhou ketika tiba-tiba turun dengan kecepatan 31.000 kaki per menit.
Media Cina memuat gambar video singkat dari kamera dasbor kendaraan yang menunjukkan pesawat menukik ke tanah dengan sudut sekitar 35 derajat. Kemungkinan tidak ada yang selamat dalam penerbangan tersebut.
Maskapai mengatakan telah menyediakan hotline untuk keluarga penumpang pesawat. Pemerintah Cina melaporkan, tidak ada orang asing dalam penerbangan itu.
Lokasi kecelakaan dikelilingi oleh pegunungan di tiga sisi dan hanya memiliki satu akses jalan kecil. Hujan diperkirakan turun di hutan lebat tersebut pada pekan ini.
Analis penerbangan Robert Mann dari R.W. Mann & Company mengatakan, para penyelidik akan membutuhkan perekam data penerbangan untuk menyelidki penyebab kecelakaan pesawat. Rincian mengenai upaya pencarian kotak hitam itu akan diumumkan Selasa malam waktu setempat (22/3).
Kecelakaan itu terjadi ketika produsen Boeing berusaha pulih dari krisis berturut-turut seperti pandemi dan kecelakaan model 737 MAX.
"Kecelakaan yang dimulai pada ketinggian jelajah biasanya disebabkan oleh cuaca, sabotase yang disengaja, atau kesalahan pilot," kata Dan Elwell, mantan kepala regulator AS Administrasi Penerbangan Federal, seperti dikutip dari Reuters.
Usai kecelakaan, maskapai Cina Eastern dan dua anak perusahaannya mengandangkan seluruh armada Boeing 737-800. Namun data Flight Master menyebutkan, maskapai Cina lainnya belum membatalkan penerbangan yang menggunakan pesawat 737-800.