Dewan Keamanan PBB Tolak Resolusi Rusia untuk Lindungi Warga Ukraina

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlo Allegri/foc/sad.
Carlo Allegri Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia memberikan suara selama pertemuan Dewan Keamanan PBB, tentang resolusi mengenai tindakan Rusia terhadap Ukraina di Markas Besar PBB di New York City, AS, Jumat (25/2/2022).
24/3/2022, 12.40 WIB

Resolusi Rusia mengenai bantuan dan perlindungan untuk warga sipil di Ukraina, gagal mendapatkan persetujuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hanya Rusia dan Cina yang menyatakan setuju terhadap rancangan ini, sedangkan 13 anggota lainnya menyatakan abstain.

Sebuah resolusi di Dewan Keamanan PBB membutuhkan persetujuan minimal sembilan suara, dan tidak ada veto oleh Rusia, Cina, Inggris, Prancis atau Amerika Serikat agar dapat diadopsi.

"Jika Rusia peduli dengan situasi kemanusiaan, mereka akan berhenti mengebom anak-anak dan mengakhiri taktik pengepungan mereka. Tapi mereka tidak," kata Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward kepada dewan setelah pemungutan suara, seperti dikutip Reuters.

Rusia pun membantah telah menyerang warga sipil. Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menuding mereka yang abstain terhadap resolusi ini melakukannya "karena alasan politik."

Sementara Cina melalui Duta Besar Zhang Jun, mengatakan Beijing memiliki harapan kuat bahwa harus tercipta gencatan senjata sesegera mungkin di Ukraina. Sementara mendorong penghentian pertempuran, menurutnya, dewan juga harus "menanggapi krisis kemanusiaan dengan cara yang positif, pragmatis, dan konstruktif."

Rusia mengajukan resolusi ini setelah Prancis dan Meksiko menarik resolusi versi mereka ke Dewan Keamanan PBB, karena yakin proposal yang diajukan akan diveto Moskow.

Sebab dokumen yang diajukan Prancis dan Meksiko berisi kritik terhadap Rusia, dan menganggap negara itu sebagai penyebab munculnya masalah kemanusiaan di Ukraina.

Di sisi lain, Ukraina dan negara-negara sekutunya, juga berencana mengajukan resolusi ke forum pemungutan suara pada Majelis Umum PBB, yang memiliki 193 negara anggota tanpa hak veto.

Afrika Selatan juga mengajukan rancangan resolusi saingan di Majelis Umum, tentang persoalan yang sama tetapi tidak menyebutkan keterlibatan Rusia.

Rancangan resolusi yang diusung Ukraina saat ini mendapatkan dukungan dari 88 anggota Majelis, sementara rancangan versi Afrika Selatan didukung enam negara, termasuk Cina, kata beberapa diplomat.

Ukraina dan negara-negara sekutunya berupaya menambah jumlah dukungan menjadi 141 suara, seperti saat Majelis Umum mengesahkan resolusi yang menyesalkan "agresi" Rusia ke Ukraina, dan mendesak Moskow menarik pasukan dari Ukraina.

Resolusi yang diajukan pada 2 Maret itu ditolak Rusia, Belarus, Korea Utara, Suriah, dan Eritrea. Sebanyak 35 negara, termasuk Cina memilih abstain.

Reporter: Aryo Widhy Wicaksono