Perketat Sanksi Moskow, Negara G7 Bakal Larang Impor Emas Rusia

ANTARA FOTO/REUTERS
Presiden Prancis Emmanuel Macron beserta istri Brigitte, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz beserta istri Britta Ernst pada seremoni pembukaan KTT G7 di Schloss Elmau, Jerman, 26 Juni 2022.
Penulis: Happy Fajrian
27/6/2022, 08.43 WIB

Negara-negara G7 akan menjatuhkan sanksi larangan impor emas Rusia sebagai langkah untuk memperketat sanksi terhadap Moskow. Pada Minggu (26/6) Rusia meluncurkan puluhan rudal ke ibu kota Ukraina, Kyiv, setelah memperoleh keuntungan teritorial di wilayah timur Luhansk.

“Bersama-sama, G7 akan mengumumkan bahwa kami akan melarang impor emas Rusia, ekspor utama yang menghasilkan puluhan miliar dolar untuk Rusia,” kata Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada KTT G7 di Jerman, seperti dikutip dari Al Jazeera pada Senin (27/6).

Langkah tersebut awalnya dimulai oleh Inggris sebagai tindakan yang diambil bersama anggota G7 lainnya yakni Kanada, Jepang, dan Amerika.

Seorang perwakilan senior pemerintah AS yang tak mau disebut namanya mengatakan bahwa G7 akan mengumumkan keputusan resmi tentang larangan impor emas Rusia pada Selasa (28/6).

Al Jazeera melaporkan bahwa pada sesi pertama KTT G7 kemarin berfokus pada ekonomi global dan gambaran sangat mengkhawatirkan karena konflik di Ukraina mendorong inflasi dan harga energi.

Sanksi emas rusia disebut sebagai salah satu pencapaian KTT dan kemungkinan akan terus berlanjut. Namun mempertimbangkan ekonomi masing-masing, para pemimpin G7 kemungkinan tidak akan memberi lampu hijau terhadap sanksi lainnya, terutama impor gas dari Rusia ke Eropa.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada hari Minggu meminta negara-negara G7 untuk menanggapi serangan rudal baru di Kyiv dengan menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dan memberikan lebih banyak senjata berat ke Ukraina.

“Seorang anak Ukraina berusia tujuh tahun sedang tidur nyenyak di rumahnya Kyiv sampai rudal jelajah Rusia meledakkan rumahnya. KTT G7 harus merespons dengan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dan lebih banyak senjata berat untuk Ukraina,” kata Kuleba di Twitter.

Ekspor emas merupakan sumber pendapatan utama bagi Rusia dalam hal kemampuan mereka untuk bertransaksi dengan sistem keuangan global.

Tahun lalu, Rusia mengekspor sekitar US$ 15,45 miliar emas, setara dengan Rp 230 triliun, dan orang kaya Rusia telah membeli emas batangan untuk mengurangi dampak finansial dari sanksi Barat.

Tindakan keras itu kemungkinan akan menjadi tindakan ekonomi paling berarti terhadap Moskow yang diumumkan pada pertemuan tiga hari G7.

Sanksi terhadap Moskow mulai menggerogoti ekonomi Rusia dan kemampuan jangka panjang Presiden Vladimir Putin untuk melanjutkan invasi ke Ukraina, yang sekarang memasuki bulan kelima.

Pasar emas batangan London telah menangguhkan enam kilang Rusia yang diumumkan pada 7 Maret. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa larangan emas akan langsung memukul oligarki Rusia dan menyerang jantung mesin perang Putin.

“Kita perlu membuat rezim Putin kelaparan karena pendanaannya. Inggris dan sekutu kami melakukan hal itu,” katanya.