Buka Kongres Partai Komunis, Xi Dorong Cina Tambah Kelahiran Anak

ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter
Presiden China Xi Jinping di Balai Agung Rakyat di Beijing, China, Minggu (29/9/2019).
16/10/2022, 15.33 WIB

Presiden Cina Xi Jinping menyerukan percepatan pembangunan militer kelas dunia serta kembali menegaskan perang melawan Covid-19 dalam pidatonya saat membuka Kongres Partai Komunis.

Dalam pidato yang berlangsung hampir selama dua jam ini, Xi berfokus pada persoalan keamanan dan mengulangi prioritas kebijakan.

Dalam kongres ke-20 yang akan berlangsung selama sepekan ini, Xi diperkirakan akan kembali memenangkan masa kepemimpinan ketiganya pada akhir kongres ke-20 Partai Komunis. Dengan demikian, Xi mengukuhkan posisinya sebagai penguasa paling kuat di Cina sejak Mao Zedong.

"Kita harus memperkuat perasaan terhadap masa sulit, menganut pemikiran terhadap pokok persoalan, bersiap menghadapi bahaya di masa damai, dan bersiap menghadapi menghadapi ujian besar seperti angin kencang dan gelombang tinggi," katanya dalam pidato pembukaan kongres Partai Komunis Cina, Minggu (16/10) seperti dikutip Reuters.

Xi menyampaikan pidatonya di hadapan 2.300 delegasi, yang berkumpul di Aula Besar Rakyat di sisi barat Lapangan Tiananmen dengan keamanan ketat. Dalam pidato yang berlangsung kurang dari dua jam, Xi menggambarkan lima tahun sejak kongres partai terakhir sebagai "sangat tidak biasa dan tidak normal".

Cina Pertahankan Taiwan

Salah satu topik perhatian pada pidatonya kali ini merupakan kebijakan Cina terhadap sikap Taiwan yang ingin memisahkan diri.

Menurut Xi, Cina akan terus berjuang terhadap prospek reunifikasi damai. Akan tetapi, pihaknya tidak menjamin komitmen untuk meninggalkan penggunaan kekuatan, serta mempertahankan opsi untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan.

“Kami telah dengan tegas melancarkan perjuangan besar melawan separatisme dan campur tangan, menunjukkan tekad dan kemampuan kami yang kuat untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial dan menentang kemerdekaan Taiwan," ujarnya.

Terkait Covid-19, Cina berulang kali menekankan komitmennya terhadap strategi nol-Covid. Dalam pidatonya Xi menyinggung sedikit tentang Covid-19, dan menegaskan kembali validitas kebijakan tersebut. 

"Kami telah berpegang pada supremasi rakyat dan supremasi kehidupan, berpegang pada nol-Covid yang dinamis, dan mencapai hasil positif yang besar dalam pencegahan dan pengendalian epidemi secara keseluruhan, serta pembangunan ekonomi dan sosial," kata Xi.

Tambah Jumlah Kelahiran

Selain itu, dalam upaya untuk memajukan Inisiatif Cina Sehat, negeri itu akan menetapkan sistem kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran, mengejar strategi nasional proaktif dalam menanggapi penuaan populasi, dan mempromosikan pelestarian dan pengembangan inovatif pengobatan tradisional Cina.

"Kami akan menetapkan sistem kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran dan mengejar strategi nasional proaktif dalam menanggapi penuaan populasi," jelasnya.

Menyitir Reuters, saat ini populasi di Cina telah menyentuh 1,4 miliar orang, paling banyak di dunia. Jumlah penduduk Cina mencakup 16,9 persen dari jumlah populasi dunia.

Meski begitu, jumlah kelahiran di negara itu mencatatkan rekor terendah tahun ini, turun di bawah 10 juta dari 10,6 juta bayi tahun lalu.

Otoritas Cina memberlakukan kebijakan satu anak dari tahun 1980 hingga 2015, kemudian beralih ke kebijakan tiga anak, setelah mengakui bahwa negara tersebut berada di ambang penurunan demografis.

Tingkat kesuburannya 1,16 pada tahun 2021 berada di bawah standar 2,1 OECD untuk populasi yang stabil dan termasuk yang terendah di dunia.