Krisis Energi Memaksa Jerman untuk Menimbun "Cahaya"

ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/wsj.
24/12/2022, 12.18 WIB

Jerman sedang memasuki masa krisis energi. Banyak warga yang merasa cemas perihal tingginya harga energi dan ancaman kekurangan pasokan energi hingga pemadaman listrik. Kekhawatiran tersebut menjadi alasan utama warga Jerman untuk membeli banyak lilin.

Salah satu produsen lilin di Eropa mengatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menjadi seorang pembuat lilin di Jerman. "Permintaan lilin sangat tinggi sekarang," kata Direktur Teknis Asosiasi Produsen Lilin Eropa, Stefan Thomann, sebagaimana diberitakan oleh NPR, Selasa (20/12).

Peningkatan permintaan lilin dimulai pada saat pandemi Covid-19, tepatnya setelah pemerintah setempat memberlakukan penguncian wilayah yang menyebabkan warga Jerman menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. "Industri pembuatan lilin memperkirakan peningkatan permintaan akan berakhir saat lockdown berakhir. Namun kemudian terjadi perang di Ukraina," ujar Thomann.

Sebelum adanya konflik antara Rusia dan Ukraina, Jerman mendapatkan lebih dari setengah pasokan gas alam dari Rusia. Jerman merupakan pelanggan gas alam terbesar Rusia di antara negara-negara Uni Eropa (UE). Gas tersebut digunakan warga Jerman untuk pemanas ruangan, pembangkit listrik, dan mendukung operasional pabrik-pabrik.

Namun, setelah perang dimulai, Jerman mulai mengurangi impor gas alam dari Rusia. Namun, karena Jerman sangat bergantung pada gas Rusia, sebagian besar politisi enggan menghentikan impor gas sepenuhnya dari negara tersebut. Hal tersebut juga bisa mengancam terjadinya krisis energi.

Pada musim panas lalu, Rusia menghentikan aliran gas ke Jerman dengan alasan bahwa pipa gas utama di Laut Baltik dalam tahap pemeliharaan. Kemudian, pada bulan September lalu, bagian dari pipa yang sama meledak secara misterius. Para pejabat masih memperdebatkan penyebab dari insiden tersebut. Apa pun alasannya, keran gas Rusia ke Jerman kini telah hampir dimatikan sepenuhnya.

Saat ini, Jerman memiliki misi penting untuk mengubah ekonomi energinya dan mengurangi konsumsi gas domestik. "Ketakutannya adalah, pengurangan konsumsi gas semacam ini akan menyebabkan kehancuran pada industri di Jerman," kata Direktur dan CEO Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman, Guntram Wolff.

Rombak Pasokan Energi

Pemerintah Jerman telah berupaya mengurangi konsumsi gas lewat upaya diversifikasi pasokan energi dalam negeri. Awal musim gugur ini, tepatnya pada September lalu, Jerman memberlakukan langkah-langkah baru yang bertujuan untuk mengurangi permintaan gas kendati mereka akan menghadapi musim dingin, di mana penggunaan listrik akan menjadi lebih tinggi.

Warga Jerman didorong untuk melakukan aktivitas yang dapat mengantisipasi risiko terjadinya krisis energi. Caranya, dengan menghemat penggunaan energi, seperti mengurangi penggunaan air panas, mematikan lampu di papan iklan setelah jam 10 malam, dan di monumen publik, mematikan pemanas di kolam renang pribadi, serta mengurangi penggunaan pendingin ruangan di bangunan umum. "Ada peraturan untuk semua bangunan umum. Lantai, ruang kuliah, dan sebagainya tidak lagi dihangatkan," kata Moritz Kuhn, seorang profesor ekonomi di Universitas Bonn.

Kuhn mengatakan, universitasnya bahkan membagikan termostat kepada para profesor untuk memantau suhu kantor mereka agar dapat menjaga suhu kantornya pada 190 Celcius, atau 66,20 Fahrenheit yang menjadi patokan suhu panas maksimum yang diizinkan di ruang kantor.

Lebih lanjut, kata Kuhn, teman-teman dan keluarganya telah mencoba membeli kayu bakar untuk memanaskan apartemen mereka. Namun barang itu sudah sulit ditemukan. "Jika Anda pergi ke toko dan mencoba membeli apa pun yang bisa Anda bakar di oven, Anda tidak akan menemukan apa pun. Semua sudah terjual habis atau memiliki harga yang konyol," katanya.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan awal tahun ini, Kuhn dan rekannya menganalisis ekonomi gas alam Jerman. Mereka menyimpulkan bahwa jika negara tersebut dapat mengurangi permintaan gasnya sekitar 20% dan beralih dari ketergantungan pasokan gas dari Rusia. Jika itu berhasil, ujar Kuhn, Jerman mungkin dapat melewati musim dingin ini tanpa pemadaman listrik yang besar.

Misi itulah yang sedang dikerjakan oleh negara tersebut. Alih-alih mendapatkan gas dari Rusia, Jerman kini menarik suplai gas dari negara lain seperti Belanda, Norwegia, Belgia, Qatar, dan Amerika Serikat (AS). Selain itu, Jerman juga membangun infrastruktur baru untuk meningkatkan aliran gas alam dari sumber selain dari Rusia.

Optimalisasi Tenaga Surya dan Batu Bara

Jerman juga berupaya mendiversifikasi konsumsi energinya dari gas alam dengan beralih ke energi surya. Mereka juga kini menggunakan lebih banyak batu bara untuk mengimbangi pengurangan impor gas alamnya.

Terlepas dari upaya untuk mengurangi permintaan gas sembari meningkatkan porsi diversifikasi pasokan energi, harga gas alam di Jerman naik empat kali lipat pada bulan September secara tahunan. Harga telah turun sedikit sejak saat itu, tetapi masih jauh lebih mahal daripada sebelum perang dimulai. Sementara Jerman telah memanfaatkan sumber gas baru, gas ini lebih mahal, baik karena berkurangnya pasokan maupun karena lebih mahal karena biaya logistik yang tinggi.

Kanselir Jerman Olaf Scholz telah meyakinkan warga Jerman bahwa mereka akan memiliki kekuatan yang cukup untuk melewati musim dingin. Cadangan gas alam Jerman tetap mendekati 100%, yang seharusnya cukup untuk bertahan setidaknya selama dua setengah bulan ke depan, kata Ben Moll, seorang ekonom di London School of Economics.

Siapkan Panduan Hemat Energi

SOCCER-GERMANY-UNB (ANTARA FOTO/REUTERS/Annegret Hilse)

 

 

Sebagai buntut dari bentrokan geopolitik dengan Rusia, kekhawatiran akan energi telah merasuki Jerman. Harga energi telah meroket. Apalagi, di Jerman gas alam dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, sehingga ketakutan akan pemadaman listrik juga meningkat.

Pemerintah Jerman mengatakan pemadaman listrik skala besar tidak mungkin terjadi, namun warga setempat tetap bersiap. Musim gugur ini, Kementerian Federal untuk Ekonomi dan Perlindungan Iklim mengeluarkan pengumuman layanan publik tentang panduan perihal bagaimana orang dapat menghemat energi.

Kantor Perlindungan Sipil dan Bantuan Bencana Jerman juga telah mengeluarkan panduan tentang cara bersiap menghadapi pemadaman listrik. Panduan itu juga menuliskan hal-hal seperti mengenakan banyak pakaian hangat, menyimpan senter dan berkemah atau lampu luar ruangan, serta menyimpan banyak baterai dan lilin .

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu