Laporan Khusus | KTT ASEAN 2023

Retno: ASEAN Perlu Pertegas Posisi agar Tak Jadi Boneka Kekuatan Besar

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Menlu Retno Marsudi (kanan) menyampaikan sambutan dalam Sidang Paripurna Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-56 di Jakarta, Selasa (11/7/2023). Pertemuan tersebut membahas isu-isu terkini di Asean dan dunia, seperti memperkuat ketahanan pangan dan energi serta memitigasi perubahan iklim.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
11/7/2023, 16.27 WIB

Para menteri luar negeri negara-negara anggota ASEAN berkumpul di Jakarta pada hari ini untuk menghadiri pertemuan menteri luar ASEAN atau AMM ke-56. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam pertemuan tersebut menekankan pentingnya ASEAN mempertegas posisinya untuk tak terafiliasi dengan kekuatan besar dunia demi menjaga perdamaian dan stabilitas.

"ASEAN akan tetap penting hanya jika tetap berada di kursi pengemudi dalam menavigasi dinamika global. Kita perlu mengirimkan pesan yang jelas bahwa ASEAN tidak akan pernah menjadi proksi dalam persaingan kekuatan besar," kata Retno dalam pidatonya pada pembukaan AMM ke-56 sesi Plenary di Jakarta siang ini, Selasa (11/2).

Untuk mencapai hal itu, menurut dia, traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara atau TAC harus dipatuhi oleh semua anggota. Selain itu, asosiasi pun perlu menjadi aktor utama untuk membangun arsitektur kawasan yang inklusif.

Ia juga menekankan pentingnya memperluas keterlibatan inklusivitas ASEAN dengan kawasan lain, misalnya dengan Forum Kepulauan Pasifik dan Asosiasi negara Pesisir Samudra Hindia.

Selain dengan mempertegas independensi ASEAN, Retno juga menegaskan perlu menjaga kredibilitas asosiasi untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Pelaksanaan Piagam ASEAN perlu dijalankan secara konsisten termasuk dalam proses pengambilan keputusan di situasi yang genting.

Ia juga kembali menekankan poin kesatuan ASEAN pada pertemuan siang ini seiring tantangan global yang makin kompleks. Indonesia dan negara-negara di regional telah menikmati perdamaian, stabilitas dan kemakmuran selama lebih dari lima dekade terakhir. Namun, 

Namun demikian, Retno, menekankan bahwa stabilitas itu tidak jatuh dari langit. Ini merupakan hasil dari membangun arsitektur regional yang inklusif, mengutamakan dialog dan kerja sama berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB, Piagam ASEAN, dan hukum internasional.

"Kami telah berinvestasi sangat besar dan harus menjaganya, khususnya sekarang di tengah tantangan yang semakin kompleks," kata dia.

Reporter: Abdul Azis Said

Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.

Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.

#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData