Utang Kartu Kredit Warga Amerika Menumpuk, Tembus Rp 15.200 T

Katadata | Donang Wahyu
Ilustrasi. Utang kartu kredit orang-orang AS naik US$ 46 miliar sepanjang kuartal II 2023.
Penulis: Agustiyanti
9/8/2023, 10.45 WIB

Outstanding atau saldo utang kartu kredit orang-orang Amerika Serikat mencetak rekor mencapai US$ 1 triliun atau setara Rp 15.200 triliun dengan asumsi kurs saat ini Rp 15.200 per dolar AS. 

Data tersebut termuat dalam Laporan Triwulanan Utang dan Kredit Rumah Tangga yang dirilis The Federal Reserve Bank of New York. Menurut laporan tersebut, oustanding utang kartu kredit orang Amerika naik US$ 45 miliar atau 4,6% sepanjang April-Juni 2023 menjadi US$ 1,03 triliun. 

Laporan tersebut juga menunjukkan utang rumah tangga AS secara keseluruhan naik 1% sepanjang kuartal kedua ini menjadi US$ 17,06 triliun. Kenaikan utang ini juga didorong oleh meningkatnya pinjaman mobil. 

Utang rumah tangga secara keseluruhan telah melonjak sebesar US$2,9 triliun sejak akhir 2019 atau sebelum pandemi. Saldo utang Fed New York adalah nominal dan tidak disesuaikan dengan inflasi.

“Jadi dengan suku bunga yang tinggi, membayar utang itu menjadi lebih mahal, dan dengan konsumen yang terus mengambil lebih banyak utang, kombinasi ini akan memberi lebih banyak tekanan pada beberapa rumah tangga yang memiliki anggaran lebih ketat," ujar Sofia Baig, seorang ekonom di perusahaan intelijen keputusan Morning Consult seperti dikutip dari CNN, Rabu (9.8) 

Berdasarkan data Bankrate, kartu kredit rata-rata membebankan tingkat bunga hampir 20,53%.

Data New York Fed menunjukkan, saldo tagihan utang kartu kredit telah meningkat selama lima kuartal berturut-turut, kenaikan pada tingkatterbesar dalam 20 tahun. Meskipun pasar tenaga kerja kuat, ekonomi tumbuh, dan belanja konsumen meningkat, inflasi yang terus-menerus tinggi ditambah dengan lonjakan suku bunga telah membebani konsumen di AS. 

“Itu akan menjadi ujian yang sangat besar bagi banyak orang Amerika. Belanja masyarakat benar-benar ketat," ujar  Matt Schulz, chief credit analyst untuk LendingTree

Analis dari Morning Consult, Baig menyebut, utang yang menumpuk akan membuat orang-orang mengendalikan pengeluaran lebih banyak. "Konsumen sudah mulai membatasi pengeluaran atau menabung untuk menutupi pengeluaran yang berada di luar anggaran mereka," katanya.