Xi Jinping Kemungkinan Absen di KTT G20 India, Joe Biden Kecewa

AFP/NPR
Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu sehari sebelum KTT G20 di Bali, Senin (14/11/2022).
Penulis: Happy Fajrian
4/9/2023, 06.54 WIB

Presiden Cina Xi Jinping kemungkinan akan absen pada pertemuan puncak para pemimpin G20 di India pada 9-10 September 2023 mendatang. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan kekecewaan atas absennya Xi.

“Saya kecewa, tapi saya akan menemui dia,” kata Biden seperti dikutip Reuters, Senin (4/9). Biden dijadwalkan akan bertolak ke India pada 7 September 2023 untuk menghadiri KTT G20, yang akan dilanjutkan dengan kunjungan ke Vietnam untuk mempererat hubungan dengan negara Asia.

Absennya Xi juga menjadi pukulan bagi India. Menurut sejumlah analis absennya Xi bisa menjadi sinyal bahwa Cina enggan memberikan pengaruhnya kepada negara tetangganya itu di Selatan, yang merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di tengah melambatnya ekonomi Cina.

Dua pejabat India, satu diplomat yang berbasis di Cina dan satu pejabat yang bekerja untuk pemerintah negara G20 lainnya mengatakan Perdana Menteri Li Qiang diperkirakan akan mewakili Beijing pada pertemuan 9-10 September di New Delhi.

Li juga kemungkinan akan menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Asia Timur dan Tenggara di Jakarta, Indonesia pada 5-7 September, menurut laporan dari Kyodo.

KTT di India dipandang sebagai tempat kemungkinan pertemuan antara Xi dan Biden, yang telah mengonfirmasi kehadirannya, ketika kedua negara adidaya berupaya menstabilkan hubungan yang memburuk akibat ketegangan perdagangan dan geopolitik.

Xi terakhir kali bertemu Biden di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia pada November lalu. “Saya berharap dia hadir,” kata Biden kepada wartawan pada Kamis di Washington.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan dia tidak akan melakukan perjalanan ke New Delhi dan sebagai gantinya akan mengirim Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

KTT G20 dipandang sebagai sebuah pameran penting bagi India, dimana negara tersebut sukses melakukan pendaratan di bulan dan menyebut dirinya sebagai kekuatan yang sedang berkembang dengan pasar yang menarik dan sumber diversifikasi rantai pasokan global.

Namun hubungan antara India dan Cina bermasalah selama lebih dari tiga tahun setelah tentara dari kedua belah pihak bentrok di perbatasan Himalaya pada Juni 2020, yang mengakibatkan 24 korban meninggal.

Farwa Aamer, direktur South Asia Initiatives di Asia Society Policy Institute (ASPI) di New York, mengatakan bahwa Xi yang melewatkan KTT tersebut dapat dianggap sebagai sikap Cina yang “enggan menyerahkan peran utama” kepada India.

“Tiongkok tidak ingin India menjadi suara negara-negara Selatan, atau menjadi negara di kawasan Himalaya yang menjadi tuan rumah KTT G20 yang sangat sukses ini,” katanya.