Cina Kembangkan Teknologi Biomassa Ramah Lingkungan untuk ASEAN

Dok. CGTN
Ilustrasi, fasilitas produksi biochar dan bahan karbon aktif yang berasal dari biomassa yang dikembangkan Institute of Urban Environment (IUE).
Penulis: Agung Jatmiko
15/10/2023, 09.00 WIB

Cina mengembangkan teknologi ramah lingkungan untuk memproduksi biomassa untuk negara-negara ASEAN. Teknologi ini dikembangkan oleh Guangzhou Institute of Energy Conversion (GIEC), yang bernaung di bawah Chinese Academy of Sciences (CAS).

Mengutip kantor berita pemerintah Cina, CGTN, peneliti GIEC Liu Huacai mengatakan, permintaan energi di negara-negara ASEAN telah meningkat signifikan karena pembangunan, urbanisasi, dan pertumbuhan populasi.

"Perlu adanya teknologi biomassa modern yang mampu berkontribusi membangun sistem pasokan energi berkelanjutan, melindungi lingkungan, dan meningkatkan pembangunan ekonomi pedesaan," kata Liu dilansir dari CGTN, Minggu (15/10).

Contoh proyek biomassa modern ini, adalah yang dilakukan di Thailand, yang memiliki sumber daya biomassa yang kaya, seperti jerami tanaman dan sisa kayu.

Di negeri "Gajah Putih" ini, GIEC melihat proyek gasifikasi biomassa menghadapi permasalahan seperti fleksibilitas bahan bakar yang buruk, efisiensi gasifikasi yang rendah, kandungan tar yang tinggi dalam gas, dan polusi sekunder dari air limbah tar.

Oleh karena itu, peningkatan keandalan peralatan, serta kemampuan pengoperasian dan pemeliharaan, merupakan hal yang mendesak untuk memastikan stabilitas sistem, dan mengurangi biaya investasi dan pengoperasian.

Bekerja sama dengan universitas dan perusahaan dari Thailand dan Pakistan, GIEC akan membangun proyek percontohan multigenerasi 1 MWe yang canggih dan efisien berdasarkan gasifikasi biomassa di Nakhon Phanom di Thailand.

Selain di Thailand, CAS melalui Institute of Urban Environment (IUE) juga bekerja sama dengan Malaysia dan Indonesia untuk membangun dua proyek percontohan di Malaysia pada 2024. Dua proyek ini, mampu mengolah 10-20 ton limbah biomassa per hari untuk menghasilkan bahan berbasis karbon.

Kedua proyek tersebut didukung oleh Alliance of International Science Organizations (ANSO), sebuah organisasi ilmiah internasional yang didirikan pada tahun 2018 oleh CAS dan 36 lembaga sains dan pendidikan internasional lainnya di seluruh dunia.

Peneliti IUE Wang Yin mengatakan, produk turunan biomassa mencakup biochar dan bahan karbon aktif yang dapat digunakan dalam pemurnian air minum lokal, limbah rumah tangga, serta pupuk berbasis udara dan karbon untuk perbaikan tanah.

Beberapa kerja sama yang telah dilakukan ini, diharapkan bisa menjadi dasar yang kuat di masa depan antara Cina dan mitra-mitra belt and road initiative. Setelah Thailand, Malaysia, dan Indonesia, kerja sama akan diperluas ke negara-negara seperti Filipinda dan Brunei Darussalam.