Gaza Terus Diserang, Inggris Melarang Warga Israel Masuk ke Negaranya
Setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan Isralel bakal kehilangan dukungan dunia, kini giliran Inggris melarang warga Israel yang melakukan kekerasan dan serangan terhadap warga Palestina, masuk ke negaranya. Nantinya, Uni Eropa juga kemungkinan akan melakukan hal yang sama dengan Inggris.
"Kami melarang mereka (Israel) yang bertanggung jawab atas kekerasan terhadap warga Palestina memasuki Inggris untuk memastikan negara kami tidak menjadi rumah bagi orang-orang yang melakukan tindakan intimidasi ini" kata Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron, dalam unggahannya di platform media sosial X (Twitter), pada Kamis (14/12).
Sanksi terhadap Israel ini dilakukan kala agresi brutal Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat semakin membabi buta. Menurutnya, pemukim ekstremis yang menargetkan dan membunuh warga sipil Palestina bakal merusak keamanan dan stabilitas bagi warga Israel dan Palestina.
Cameron mengatakan Israel harus mengambil tindakan yang lebih kuat untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan pemukim. Pemukim yang dimaksud adalah warga Israel yang menduduki wilayah palestina secara ilegal.
Tak hanya Inggris, kawasan Uni Eropa juga akan mengusulkan sanksi bagi warga Israel. Awal pekan ini Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell belum bisa menjelaskan lebih jauh apa sanksi yang akan diberikan. Namun para pejabat UE mengatakan sanksi tersebut akan mencakup larangan perjalanan ke negara Uni Eropa.
Sejumlah negara yang awalnya mendukung Israel terlihat mulai menjaga jarak, menyusul agresi ke Jalur Gaza terus dilakukan. Kingga kini serangan Israel telah menewaskan lebih dari 18.700 orang dan lebih dari 50 ribu orang luka-luka. Serangan makin brutal terjadi setelah gencatan senjata sementara pada akhir November.
Saat Israel menyatakan perang melawan Hamas Oktober lalu, mayoritas sekutu AS dan negara Barat mendukung untuk melancarkan operasi militer ke Gaza. Alasannya, Israel dinilai pantas melakukan apa saja untuk mempertahankan diri dan membalas serangan milisi Hamas, si penguasa Gaza, pada 7 Oktober lalu.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan Israel bakal kehilangan dukungan dunia, bila tetap terus memborbardir Palestina tanpa pandang bulu. Seolah menghiraukan peringatan tersebut, Israel malah menegaskan bahwa mereka akan melanjutkan perang.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan Israel akan tetap melanjutkan perang di Gaza, dengan atau tanpa dukungan internasional. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuannya dengan Wakil Menteri Luar Negeri Australia Tim Watts di Yerusalem Barat, Rabu (14/12).
Cohen mengatakan bahwa gencatan senjata di Gaza akan menjadi hadiah untuk Hamas. Gencatan senjata malah akan memungkinkan Hamas untuk bangkit kembali dan mengancam penduduk Israel.
Data PBB menunjukkan serangan harian pemukim Israel di Tepi Barat juga meningkat lebih dari dua kali lipat sejak agresi Tel Aviv berlangsung ke Jalur Gaza.