Raja Charles Didiagnosis Menderita Kanker

Instagram @theroyalfamily
Raja Charles III didiagnosis menderita kanker dan akan menghindari acara-acara publik.
Penulis: Hari Widowati
6/2/2024, 08.46 WIB

Raja Charles III, yang berusia 75 tahun, didiagnosis menderita kanker dan akan menghindari acara-acara publik setelah disarankan oleh dokternya untuk meminimalkan kontak langsung. Istana Buckingham mengumumkan secara resmi hal tersebut, pada Senin (5/2).

Menurut para ahli kerajaan, pengumuman ini menandai perubahan yang mencolok dari masa lalu, ketika penyakit raja sering disembunyikan dari publik.

"Selama prosedur rumah sakit baru-baru ini untuk pembesaran prostat jinak, ada masalah terpisah yang menjadi perhatian. Tes diagnostik selanjutnya telah mengidentifikasi suatu bentuk kanker," kata istana dalam sebuah pernyataan melalui email, seperti dikutip CNBC.com.

Pernyataan itu juga tidak merinci stadium kanker apa yang ditemukan. Secara terpisah, Istana Buckingham mengatakan Charles tidak menderita kanker prostat.

Berita ini muncul seminggu setelah Kate Middleton dan Raja Charles keluar dari sebuah klinik swasta di London setelah menjalani prosedur medis. Raja Charles menjalani "prosedur korektif" untuk pembesaran prostat, sementara Kate menjalani operasi perut yang tidak disebutkan pada 17 Januari.

"Yang Mulia hari ini telah memulai jadwal perawatan rutin, di mana beliau telah disarankan oleh dokter untuk menunda tugas-tugas yang berhubungan dengan publik," demikian pernyataan Istana.

Menurut pernyataan itu, raja ingin berbagi diagnosisnya kepada masyarakat untuk menghindari spekulasi tentang kondisinya. Hal itu juga bertujuan dapat membantu pemahaman publik bagi semua orang di seluruh dunia yang terkena kanker.

Sebelum menjadi raja, Charles menjabat sebagai pelindung untuk sejumlah badan amal terkait kanker. "Dalam kapasitas ini, Yang Mulia sering berbicara di depan umum untuk mendukung pasien kanker, orang yang mereka cintai, dan para profesional kesehatan yang luar biasa yang membantu merawat mereka," kata Istana Buckingham.

Seorang juru bicara istana mengatakan tidak ada rincian lebih lanjut yang dibagikan tentang perawatan atau prognosisnya. Akan tetapi, raja kembali ke London untuk memulai perawatan rawat jalan, pada Senin (5/2).

Sarah Gristwood, penulis biografi dan sejarawan kerajaan, mengatakan bahwa sangat mengejutkan diagnosis tersebut diumumkan mengingat sejarah keluarga kerajaan yang berusaha untuk merahasiakan informasi semacam itu.

"Ketika kakek Charles, George VI, sakit parah, tingkat keparahan kondisinya tidak hanya dirahasiakan dari publik tetapi juga dari pasien itu sendiri," kata Gristwood tentang Raja George, yang meninggal pada tahun 1952. Hal tersebut adalah sikap kerajaan masa itu. "Untungnya, sekarang keadaan sudah berubah," kata Gristwood.

Charles naik takhta pada Mei lalu dalam sebuah upacara penobatan yang diadakan beberapa bulan setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II. Elizabeth memerintah hingga wafat pada usia 96 tahun di bulan September 2022. Dia adalah raja Inggris yang paling lama berkuasa, dengan 70 tahun di atas takhta.

Kate masih dalam masa pemulihan. Sementara itu, William, Pangeran Wales, akan kembali ke tugas kerajaannya dengan menghadiri Gala Dinner Amal Ambulans Udara London, pada hari Rabu (7/2).

Istana Kensington sebelumnya mengatakan bahwa Putri Wales tidak mungkin kembali ke tugas kerajaan sebelum Paskah, 31 Maret. Tidak ada tanggal yang ditentukan untuk kembalinya raja ke tugas-tugasnya.

Istana Buckingham mencatat bahwa banyak rencana pertemuan dengan raja harus ditunda atau dibatalkan. Istana juga meminta maaf sebelumnya kepada siapa pun yang merasa tidak nyaman. Istri Charles, Ratu Camilla, akan melanjutkan tugas-tugas publiknya secara penuh selama Charles menjalani perawatan.

Istana Buckingham juga menegaskan tidak akan ada penasihat negara yang ditunjuk. "Hal ini menandakan bahwa raja akan terus menjalankan tugasnya," kata Craig Prescott, yang mengajar hukum di Royal Holloway, Universitas London, dan mengkhususkan diri pada sisi konstitusional kerajaan.

"Jika raja berhalangan karena sakit atau bepergian ke luar negeri, maka penasihat negara dapat ditunjuk untuk menggantikan raja, dan menjalankan fungsi konstitusional raja secara formal: hal-hal seperti memberikan persetujuan kerajaan terhadap undang-undang, dan memeriksa kotak-kotak merahnya," ujar Prescott.