Lagi, 9 Warga Palestina Dibom Israel saat Ambil Makanan di Jalur Gaza

Instagram @unitednation
kondisi gaza
Penulis: Desy Setyowati
4/3/2024, 07.42 WIB

Sedikitnya sembilan orang tewas dan beberapa lainnya terluka akibat pasukan Israel mengebom kerumunan warga Palestina yang mengumpulkan bantuan kemanusiaan dari truk di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah pada Minggu (3/3).

Itu merupakan serangan kedua dalam lima hari terakhir terhadap pengungsi Palestina di Gaza, yang menunggu bantuan kemanusiaan.

Pada Kamis (29/2), setidaknya 116 warga Palestina tewas dan 760 lainnya terluka ketika pasukan Israel menembaki kerumunan yang menunggu bantuan kemanusiaan di selatan Kota Gaza.

“Sembilan orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam pengeboman oleh Israel yang menargetkan truk bantuan di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah,” kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya, kepada Anadolu.

Hamas mengecam serangan itu sebagai bagian dari ‘perang genosida dan pembersihan etnis’ oleh Israel. Mereka menilai, kelaparan sistematis dan hilangnya bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina adalah pilar perang Israel di Gaza.

Setidaknya 30.410 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza. Sebanyak 71.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Gaza, sehingga penduduk di wilayah utara, tempat penembakan pada Kamis (29/2), berada di ambang kelaparan.

Serangan Israel selama lima bulan terakhir menyebabkan 85% penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Selain itu, 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituntut karena melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sela pada Januari memerintahkan Tel Aviv menghentikan tindakan genosida, dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Namun Israel justru memblokir perundingan gencatan senjata yang tengah berlangsung dengan alasan Hamas enggan memberikan daftar sandera yang masih hidup.

Israel juga berdalih 116 warga Palestina yang tewas saat mengantre makanan pada Kamis (29/2) dikarenakan terinjak-injak, bukan tembakan. Juru bicara militer Daniel Hagari mengatakan pasukan Israel di lokasi kejadian awalnya hanya melepaskan tembakan peringatan, namun kemudian mereka menembaki beberapa ‘penjarah’.

Namun Anggota Komite Darurat Kementerian Kesehatan di Gaza Muatasem Salah mengatakan ada luka tembakan mesin pada tubuh korban.

Di kamar mayat di luar rumah sakit Rafah pada Minggu pagi (3/3), para wanita menangis dan meratap di samping barisan jenazah keluarga. Bayi kembar Wesam dan Naaem, anak pertama dari ibu setelah 11 tahun menikah, meninggal dunia akibat serangan pada Kamis (29/2).

“Hatiku hilang,” Rania Abu Anza, ibu kedua bayi kembar itu yang juga kehilangan suaminya. “Saya tidak punya cukup waktu bersama mereka.”

Reporter: Antara